Marc Marquez Puas Tuntaskan Rasa Penasaran pada Ducati Usai 10 Tahun Lebih Kendarai Honda


Pembalap Gresini Racing, Marc Marquez, mendapatkan kepuasan pribadi usai terbukti bisa tampil kompetitif sekalinya pindah ke Ducati di MotoGP 2024. Marquez menyatakan performanya yang apik sepanjang musim ini bersama Desmosedici GP23 menjawab semua keraguan tentang dirinya sendiri.
Marquez secara kontroversial memutuskan kontrak dengan Repsol Honda setahun lebih awal demi pindah ke Gresini yang berstatus tim satelit. Usai menjalani empat musim yang kelam, Marquez rela tak digaji oleh Gresini dan legawa hanya dapat motor lama Ducati. Semua ini demi membuktikan bahwa ia belum 'habis'.
Marquez menyatakan statusnya sebagai delapan kali juara dunia tak membuatnya berhenti meragukan dirinya sendiri, terutama ketika Honda terpuruk. Pada masa-masa itulah Marquez mulai penasaran apakah dirinya juga bisa tampil garang ketika mengendarai Ducati, motor yang superior selama empat musim terakhir.
Tadinya Tak Berpikir Bisa Naik Ducati
Marquez sendiri sempat didekati oleh Ducati pada 2016 dan 2019, tetapi menolak karena merasa berutang budi kepada Honda. Kini, semua berubah dan ia senang akhirnya bergabung ke Ducati. "Ini kepuasan pribadi. Pasalnya, meski banyak pengalaman di MotoGP, Anda akan tetap punya beberapa keraguan ketika mengambil keputusan sebesar itu," ujarnya via Speedweek, Senin (28/10/2024).
"Selain itu, usai naik motor yang sama selama 10 tahun, saya punya beberapa keraguan. 'Apakah aku bisa mengendarai Ducati?' Saya tadinya tak berpikir bakal bisa. Namun, lalu saya pikir saya bisa. Jika tidak, saya takkan ambil keputusan pindah. Meski begitu, ada beberapa keraguan, dan terkadang memang lebih baik punya keraguan macam ini," lanjutnya.
Kaget Bisa Langsung Garang Bareng Ducati
Di lain sisi, Marquez terkejut bisa langsung nyaman dengan Desmosedici sejak menjajalnya pertama kali dalam tes pascamusim di Valencia pada November 2023 lalu. "Saya kaget karena sejak run pertama saya langsung sangat nyaman di atas motor. Itu salah satu kekuatan saya saat berkendara: beradaptasi dengan motor atau kondisi yang ada," tuturnya.
"Namun, soal ruang untuk berkembang, itu hal lain lagi. Pasalnya, seseorang yang kesulitan mungkin justru punya ruang berkembang lebih luas. Sementara itu, saya punya ruang berkembang yang lebih sempit karena saya beradaptasi dengan cepat. Meski begitu, saya lebih pilih bisa mencapai level tertinggi dengan cepat," pungkasnya.
Sumber: Speedweek
Baca Juga:
- 5 Pembalap Tim Satelit yang Sukses Jadi Juara Dunia MotoGP, Akankah Jorge Martin Menyusul?
- Jorge Martin Merasa Terhormat Kembali Lawan Pecco Bagnaia Jelang Match Point di MotoGP Malaysia
- Cedera Tangan, Debut Fermin Aldeguer di Tes Pascamusim MotoGP Valencia Terancam
- Kembali ke MotoGP Tanpa Tes Usai 5 Tahun Menepi, Andrea Iannone: Ini Bakal Gila dan Rumit
Pembaruan terkini:
Jadwal Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Laga Terakhir Melawan Jepang
Diminta Out Suporter, Begini Tanggapan Direkrut Utama PSS Sleman Gusti Randa
Stefano Lilipaly, Sayap Andalan Timnas Indonesia yang Comeback di Usia Senja
Butuh Tenaga di Liga Europa, Bologna Semakin Serius Mengejar Jay Idzes
Persib Perpanjang Kontrak Marc Klok Hingga Tahun 2027
Jelang Bela Timnas Indonesia Vs Jepang, Justin Hubner Resmi Out dari Wolverhampton Wanderers
Resmi Out dari PSS, Aksi Memukau Alan Bernardon Musim Lalu: Saves Terbanyak di BRI Liga 1 2024/2025
PSS Sleman Siap Menyambut Liga 2 2025 / 2026: Menanti Kejelasan Regulasi dari PT LIB dan PSSI
Komentar
Belum ada komentar
{{ comment.content }}