Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Pelajaran dari Jepang untuk Timnas Indonesia di Kualifkasi Piala Dunia: Dikte Top Level Football

Pelajaran dari Jepang untuk Timnas Indonesia di Kualifkasi Piala Dunia: Dikte Top Level Football

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-12 08:30:02
Dilihat:17 Pujian
Gelandang Jepang, Wataru Endo (kiri), berebut bola dengan gelandang Indonesia, Beckham Putra Nugraha (tengah), dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia Grup C Asia antara Jepang dan Indonesia di Osaka pada 10 Juni 2025. (PAUL MILLER/AFP)

Jakarta Pelatih sepak bola nasional, Rasiman, menyebut kekalahan telak Timnas Indonesia di kandang Jepang pada laga terakhir Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia sebagai hasil yang adil.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Suita City Football Stadium, Suita, Selasa (10/5/2025) petang WIB itu, Timnas Indonesia dipecundangi Jepang enam gol tanpa balas.

Parade gol Jepang dicetak melalui brace Daichi Kamada pada menit ke-15, 45+6', Takefusa Kubo (19'), Ryoya Morishita (55'), Shuto Machino (58'), dan Mao Hosoya (80').

"Saya rasa itu hasil yang fair karena memang kualitas pemain Jepang tingkat dunia, sementara mayoritas pemain kita hanya beberapa pemain yang reguler bermain di Eropa," ujar Rasiman kepada Rabu (11/6/2025).

"Itu kan bedanya pemain Jepang semuanya bermain reguler, pemain kita rata-rata yang pemain naturalisasi mungkin hanya bisa dihitung jari yang bermain penuh dan reguler di timnya masing masing."

"Pemain kita bukan berasal dari top level football seperti layaknya kebanyakan pemain Jepang yang ada di Timnas Jepang," sebut mantan pelatih Persis Solo itu..


Kalah Berbagai Aspek

Pemain Jepang, Takefusa Kubo (kiri) berusaha mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia dalam laga Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Suita Stadium, Jepang, Selasa (10/06/2025). (AP Photo/Kyodo News/Shohei Miyano)

Dalam berbagai aspek, skuad Samurai Biru unggul segalanya dibandingkan Timnas Indonesia. Maka tak heran kalau sepanjang laga Jay Idzes dkk. tak mampu berbuat apa-apa.

Dari catatan lapang, Jepang punya penguasaan bola hingga 71 persen, berbanding 29 persen milik Indonesia. Samurai Biru juga mencatat 21 tembakan, 11 di antaranya tepat sasaran. Adapun Garuda tidak melepaskan satu pun tendangan ke gawang lawan.

"Yang pertama pastinya kualitas individu pemain kita compare ke pemain Jepang sejujurnya satu tingkat dibawahnya, jadi apapun taktik dan strateginya ya in the end of the day si touch bola akan satu lawan satu," kata Rasiman.

"Kalau kita melihat beberapa momen gol, beberapa pemain kita dilewati pemain Jepang di dalam box, artinya memang mereka mempunyai kualitas yang luar biasa bahkan ada satu gol Jay Idzes dan Emil Audero itu di-chip bolanya. Itu menunjukkan bahwa kualitas pemain Jepang memang luar biasa secara skill individu," lanjutnya.

 


Sulit Mengembangkan Permainan

Kiper Timnas Indonesia, Emil Audero (kanan) berusaha menghalau tendangan pemain Jepang, Takefusa Kubo dalam laga Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Suita Stadium, Jepang, Selasa (10/06/2025). (AP Photo/Kyodo News/Yu Matsuda)

Sejak awal laga, Timnas Indonesia kesulitan membangun serangan. Garuda kepayahan mengembangkan permainan karena mendapatkan pressing ketat dari Jepang.

Bahkan saat Indonesia menguasai bola di daerah sendiri, pemain Samurai Biru sudah menutup ruang gerak anak asuh Patrick Kluivert tersebut.

"Organisasi Jepang sangat matang, ofensif, defensif, dan transisi momen disemua aspek hampir mereka lakukan dengan sempurna, sehingga pemain kita kesulitan mengembangkan permainan," ulasnya.

"Ketika pemain kita dengan bola, semua pemain Jepang melakukan pressing sangat rapi, individually grup dan tim pressing juga sangat baik. Saat transisi dari bertahan ke menyerang mereka lakukan dengan cepat, sehingga pemain Indonesia terlambat saat Jepang melakukan transisi, rata-rata kita pasti keteteran disitu."

"Apalagi ketika transisi dari bertahan ke menyerang, pemain depan Jepang itu mempunyai kualitas yang sangat bagus sehingga ketika terjadi situasi satu lawan satu, satu lawan dua pun mereka bisa melewati pemain kita," sambung Rasiman.


Mendikte Tim Tamu

Winger Jepang, Takefusa Kubo jadi satu di antara pemain yang tampil menonjol pada laga ini. Pergerakannya begitu merepotkan bagi pertahanan Indonesia. Berada 69 menit di lapangan, dia menyumbang sebiji gol plus dua assist.

"Pemain Jepang benar-benar enjoy dan mengontrol jalannya laga, itu yang membuat partai ini jadi sangat sulit bagi Timnas kita untuk mengembangkan permainan terutama segi ofensifitas," papar Rasiman.

"Startegi bertahan dibabak pertama, pemain kita mencoba dengan low block itu juga mereka melakukan keep possesion sangat baik dan melakukan transisi di final third saat mereka kehilangan bola dan re transisi lagi ketika menyerang, itu yang membuat pemain kita tidak bisa menahan intensitas pertandingan Jepang," pungkasnya

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}