Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Kekalahan Telak dari Jepang Tak Mengejutkan, tapi Timnas Indonesia Tetap Perlu Dikritik

Kekalahan Telak dari Jepang Tak Mengejutkan, tapi Timnas Indonesia Tetap Perlu Dikritik

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-12 19:30:02
Dilihat:11 Pujian
Bek Indonesia, Jay Noah Idzes (kiri), menghibur rekan setimnya, Yance Sayuri, setelah kekalahan mereka dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia Grup C antara Jepang dan Indonesia di Osaka pada 10 Juni 2025. (PAUL MILLER/AFP)

Jakarta - Timnas Indonesia menderita kekalahan telak di laga terakhir Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Skuad Garuda diberondong tuan rumah Jepang 0-6 di Stadion Panasonic, Suita, Selasa (10-6-2025).

Kekalahan memalukan di markas Jepang tersebut membuat Timnas Indonesia menuai kritikan. Kali ini, seluruh elemen di Timnas Indonesia diminta untuk benar-benar menyudahi banyak kesalahan dalam permainan.

Dalam matchday ke-10 ini, Jepang turun dengan pemain pelapis, bahkan tiga pemain berstatus debutan. Meski begitu, Jepang sangat dominan, sementara Timnas Indonesia jangankan mencetak gol, tembakan ataupun on target saja tidak ada.

Situasi ini mendapat analisis dari pengamat sepak bola nasional, Pangeran Siahaan dan Binder Singh. Keduanya sepakat bahwa permainan Timnas Indonesia perlu menerima kritikan yang membangun dari para penggemar maupun pengamat.

"Agak miris juga, kenapa harus kaget timnas kita kalah sama Jepang, ya karena kualitas Jepang memang sangat-sangat jauh di atas Indonesia. Pertandingan kemarin itu seharusnya dibutuhkan sama timnas kita untuk mengukur sudah sampai level mana sih sebenarnya," ujar Pangeran Siahaan dalam obrolan di podcast "Bola Bung Binder".


Sadar Diri

Pemain Jepang, Takefusa Kubo, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia dibayangi Mees Hilgers dalam laga Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Suita Stadium, Jepang, Selasa (10/06/2025). (AP Photo/Kyodo News/Shohei Miyano)

Ucapan Pangeran Siahaan tersebut masuk akal, bahwa tidak selamanya sebuah tim itu bisa selalu menang atas lawan-lawannya. Apalagi Timnas Indonesia baru berproses untuk bisa memenuhi ambisi ke Piala Dunia.

Timnas Indonesia juga dalam fase memperkuat diri dengan pemain-pemain diaspora maupun transisi pelatih dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert.

"Kalau kita euforia menang, ya kita bisa selangit lah kira-kira kan. Nah, ini adalah sebuah moment of truth yang akhirnya kelihatan, 'oh iya level kita ternyata dengan segala usaha yang sudah kita alami baru nyampai di level sini, dan Jepang sudah nyampai sana'," lanjut Pangeran Siahaan.

"Kadang-kadang sukar dimengerti oleh mereka yang mungkin merasa bahwa timnas harus menang setiap pertandingan. Kan mustahil, enggak bisa, mau sejago apa pun enggak mungkin menang setiap pertandingan," tegasnya.


Butuh Proses Apalagi?

Sempat memberikan perlawanan sengit, Timnas Indonesia akhirnya tertinggal jauh dari Jepang. (PAUL MILLER/AFP)

Binder Singh juga ikut mengkritisi Timnas Indonesia. Bagi Binder Singh, Timnas Indonesia butuh proses apalagi di titik saat ini, ketika jalan menuju Piala Dunia makin dekat.

Setelah kekalahan di Osaka kemarin, empat bulan lagi Indonesia akan bersaing di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan lawan yang tak bisa diremehkan.

"Berproses apalagi kita ya? Kan ini tim sudah lama ini dibangun, ini saatnya kita berprogres ke level yang lebih baik lagi. Kita semua tahu bahwa Jepang memang levelnya sudah jauh di atas. Bahkan berkali-kali saya mengatakannya," ulas Binder Singh.

"Saya enggak berharap Indonesia bisa menang atas Jepang, satu poin sudah cukup, kalau kalah pun juga wajar," imbuhnya.


Bermain Tanpa Pola

Bek sayap Timnas Indonesia, Yance Sayuri, berusaha menghalangi pergerakan gelandang Jepang, Daichi Kamada, dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Suita, Osaka, Selasa (10/6/2025). (STR / JIJI PRESS / AFP)

Pamain Timnas Indonesia lebih banyak bertahan saat dikurung Takefusha Kubo dkk. Ketika mendapat momentum dalam menguasai bola, dengan mudahnya direbut pemain-pemain Jepang yang sangat disiplin.

Permainan defensif Timnas Indonesia bisa dilihat dari statistik. Jepang melakukan 21 percobaan tembakan di lini belakang Indonesia, 11 di antaranya mengarah ke gawang Emil Audero.

Emil bekerja ekstra keras lantaran dibombardir para pemain Jepang dan harus enam kali memungut bola dari gawangnya.

Timnas Indonesia hanya sanggup menguasai bola sebanyak 29 persen dibandingkan 71 persen milik Jepang. Thom Haye dkk. hanya melancarkan 268 kali umpan dan akurasi 75 persen umpan. Bandingkan Jepang, dengan 644 kali umpan dan akurasi umpan mencapai 90 persen.

"Saya menyoroti, yang pertama adalah kekalahan telak enam gol tanpa balas. Kedua, adalah bukan soal hasil akhir, tapi bentuk permainan, dengan pelatih baru untuk meningkatkan level permainan timnas agar sinkron dengan materi pemain yang berada di timnas kita sekarang ini, yang mayoritas bermain di Eropa," tutur Binder Singh.

"Tapi, di pertandingan kemarin oke, secara skor kalah telak. Tapi, saya melihat enggak ada pola permainan. Mudah kehilangan bola, tidak ada serangan yang bisa masuk ke ruang pertahanan Jepang dengan terstruktur, tidak ada shot on atau off target," kata Binder Singh

 

Sumber: Podcast Bola Bung Binder

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}