
Bandung - Di dunia sepak bola, nama bisa menjadi doa. Kalimat itu begitu tepat menggambarkan dua bersaudara asal Bandung, Beckham Putra Nugraha dan Gian Zola Nugraha.
Lahir dari keluarga pencinta sepak bola, keduanya dibesarkan bukan hanya dengan latihan keras dan mimpi besar, tetapi juga dengan nama yang membawa harapan luar biasa.
Sang ayah, Budi Nugraha, dan ibu, Yuyun Zauhariyyah, bukan sembarang orang tua. Mereka menamai putra-putranya dengan nama legenda sepak bola dunia, David Beckham, legenda Timnas Inggris dan Gianfranco Zola, bintang timnas Italia.
Bukan sekadar kagum, Budi Nugraha ingin anak-anaknya menapaki karier seperti idolanya, berkarier di lapangan hijau dan menjadi inspirasi.
Kini, puluhan tahun kemudian, harapan itu tak sekadar impian. Beckham dan Zola benar-benar menjelma jadi pesepak bola profesional, tumbuh bersama dari akademi hingga menjadi andalan klub besar di Indonesia.
Tumbuh Bersama, Lalu Berpisah

Kisah keduanya bermula di tanah kelahiran, Bandung. Bersama Persib Bandung, keduanya memulai langkah dari level junior hingga ke tim senior.
Musim 2019 menjadi saksi kedekatan mereka di lapangan, ketika Zola dan Beckham sama-sama menghiasi skuad Persib Maung Bandung.
Namun, jalan tak selamanya lurus. Zola harus dipinjamkan ke Persela Lamongan, lalu melanjutkan kariernya di Arema FC dan PSIS Semarang. Beckham pun kemudian berdiri sendiri, menapaki karier tanpa sang kakak di sisinya. Tapi itu bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan barunya.
Lahir pada 29 Oktober 2001, Beckham sudah mencuri perhatian sejak usia belia. Bersama Persib U-19, ia menjadi andalan, bahkan sukses membawa klub juara Liga 1 U-19 musim 2018. Tak hanya itu, Beckham juga tampil sebagai top skorer dengan 9 gol, sebuah prestasi luar biasa untuk pemain muda.
Performa impresifnya membuat pelatih Persib kala itu, Miljan Radović asal Montenegro tak ragu mempromosikannya ke tim Persib senior pada tahun 2019.
Debut di Liga 1, kemudian bergabung bersama Timnas Indonesia U-18, dan mencetak 4 gol di Piala AFF U-18 2019 di Vietnam, menjadi awal kebangkitannya di panggung nasional.
Dari sorotan, Kritikan hingga Sorakan Dukungan

Beckham sempat vakum dari timnas dan memilih fokus membangun kekuatan bersama Persib. Keputusannya tidak sia-sia. Di bawah performa stabilnya, Persib menorehkan sejarah back-to-back juara BRI Liga 1 musim 2023/2024 dan 2024/2025 di bawah asuhan Bojan Hodak.
Gelar itu sekaligus memantapkan posisi Beckham sebagai pemain andalan klub kebanggaan Bandung dan Jawa Barat tersebut.
Prestasinya itu membuka kembali pintu Timnas Indonesia senior, kali ini di bawah asuhan pelatih legendaris asal Belanda, Patrick Kluivert. Meski sempat menuai kritik dan pro-kontra saat dipanggil kembali, Beckham membuktikan kualitasnya dengan penampilan apik, termasuk saat melawan China dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Penampilannya bahkan mendapat pujian dari media Jepang, yang menyebut Beckham sebagai pemain muda potensial yang harus dijaga oleh Indonesia.
Fokus, Rendah Hati, dan Siap Menapaki Puncak Karier

Cemoohan netizen tak menggoyahkan semangatnya sebagai pemain profesional. Pemain yang akrab disapa Etam ini melangkah terus untuk memberikan yang terbaik.
“Itu sudah biasa, tidak usah ditanggapi. Saya lebih baik fokus saja latihan dan mengikuti arahan pelatih, baik saat di Persib maupun di Timnas,” ujarnya tenang sambil tersenyum.
Tak heran, manajemen Persib langsung mengikat Beckham hingga tahun 2028. Klub yakin, pemain bernomor punggung 7 di Persib ini masih akan terus bersinar dan jadi motor serangan Maung Bandung.
Zola mungkin sudah memilih jalan berbeda, namun jejaknya tetap abadi sebagai bagian dari awal perjalanan ini. Sementara Beckham terus melaju. Dari mimpi sang ayah, dari nama seorang legenda, kini Beckham tak lagi sekadar nama besar, ia adalah kisah nyata, inspirasi baru bagi generasi muda sepak bola Indonesia.
Dan siapa tahu? Mungkin kelak, nama Beckham Putra Nugraha akan menjadi legenda yang menginspirasi nama-nama baru di masa depan.