Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Tidak Semua Tim Nasional di Kawasan ASEAN Gunakan Strategi Naturalisasi: Bagaimana Pengaruhnya?

Tidak Semua Tim Nasional di Kawasan ASEAN Gunakan Strategi Naturalisasi: Bagaimana Pengaruhnya?

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-24 11:30:02
Dilihat:2 Pujian
Sepakbola - Negara Asia Tenggara

Jakarta - Tak terbantahkan, program naturalisasi yang digeber PSSI dalam tiga tahun terakhir berdampak signifikan bagi performa Timnas Indonesia.

Kehadiran Thom Haye, Jay Idzes, Kevin Diks, Maarten Paes, Calvin Verdonk, Justin Hubner, dan Justin Hubner terbukti telah mendongkel pencapaian timnas di level Internasional.

Di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia misalnya, Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu bertahan hingga ke putaran keempat. Itu artinya, Skuad Garuda masih bisa melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026.

Tak hanya Indonesia, tentu saja. Negara jiran seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura sudah mulai mengikuti langkah Indonesia, yakni melakukan naturalisasi serta memburu pemain keturunan lebih agresif.

Filipina, boleh dibilang, bahkan sudah lebih dulu melakukan gebrakan dibandingkan Indonesia serta negara ASEAN lainnya.

Lantas, bagaimana dengan negara di kawasan Asia Tenggara lainnya macam Laos, Myanmar, dan negara mungil tajir melintir Brunei Darussalam?


Ada yang Masih Percaya Pemain Lokal

Pertandingan antara Laos dan Filipina di Piala AFF 2024 akan berlangsung pada Minggu, 15 Desember 2024, menurut ASEAN United FC.

Sejauh ini, ketiga tetangga itu masih lebih memilih mengandalkan pemain lokal. Ambil contoh Laos. Ketika Piala AFF 2024 lalu misalnya, sebanyak 26 pemain yang memperkuat Dok Champa, julukan Timnas Laos, 100 persen amunisi dalam negeri.

Federasi sepak bola Laos tentunya punya kebijakan kenapa belum mau berburu pemain keturunan/naturalisasi karena itu pastinya menyangkut keterbatasan finansial atau fokus kepada pengembangan bakat-bakat di dalam negeri.

Myanmar dan Brunei juga masih dalam posisi wait and see, terkait perombakan skuadnya berisikan pemain naturalisasi.

Masih di ajang Piala AFF 2024, Myanmar, seperti halnya Laos, diperkuat pemain lokal. Brunei tak ambil bagian di turnamen paling bergengsi di Asia Tenggara karena kalah dari Timor Leste di play-off. Minim pemain sarat pengalaman membuat negara monarki itu kesulitan mengembangkan permainan.


Pengaruh Kehadiran Pemain Naturalisasi

Timnas Indonesia - Ilustrasi Timnas Main di Arab Saudi dan Qatar

Dari ranking FIFA terbaru pada 11 Juni 2025, kehadiran pemain naturalisasi berdampak positif pula bagi Indonesia. Usai dibantai Jepang 0-6 di laga terakhir Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, ranking Indonesia melorot dari posisi 116 ke 118.

Meski begitu, Indonesia masih berada di atas Malaysia (126), tetapi berada di bawah Vietnam (113) dan Thailand (101). Indonesia juga mengungguli Filipina (145), Singapura (158), Myanmar (160), Kamboja (180), Brunei Darussalam (183), Laos (185), pun Timor Leste (195).

Kendati Indonesia mengalami peningkatan ranking FIFA, hanya saja soal liga tertinggi domestik masih berada di posisi kelima.

Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) belum lama ini atau Maret 2025 merilis peringkat terbaru liga di Asia Tenggara. Hasilnya sungguh tak menyedapkan bagi Indonesia, dalam ini PT LIB selaku operator Liga 1 sebagai kasta teratas.

Di lima besar, posisi puncak diduduki Thailand dengan nilai 53.069. Disusul kemudian Malaysia (39.766), Vietnam (34.499), Singapura (25.524), baru selanjutnya Indonesia (18.155).

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}