
Jakarta - Timnas Indonesia harus mengakui ketangguhan Jepang dalam laga terakhir Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Tim berjulukan Garuda itu kalah dengan skor sangat telak 0-6.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Suita City Football Stadium, Suita, Jepang, Selasa (10/5/2025) petang WIB itu, Timnas Indonesia dibuat tak berkutik oleh tuan rumah.
Parade gol Jepang dicetak melalui brace Daichi Kamada pada menit ke-15, 45+6', Takefusa Kubo (19'), Ryoya Morishita (55'), Shuto Machino (58'), dan Mao Hosoya (80').
"Jepang enggak ada yang namanya tim A tim B ataupun tim C, kalaupun ada yang namanya Jepang A B C ya Jepang adalah Jepang, mereka tetap tim yang kuat," ulas pengamat sepak bola nasional, Binder Singh dalam channel YouTube-nya Bola Bung Binder.
"Jepang itu bermain dengan konsep dengan pelatih mereka Hajime Moriyasu yang sudah lama melatih mereka dan juga Jepang membangun fondasi Timnas mereka dengan pembinaan pemain usia muda menggunakan konsep yang juga diterapkan di level klub mereka," lanjutnya.
Tidak Wajar
Jepang memang menjadi lawan yang sulit bagi Timnas Indonesia. Menurut Bung Binder, kekalahan tersebut sebetulnya tidak mengejutkan. Namun, yang menjadi tidak wajar karena Garuda kalah dengan skor yang sangat besar.
"Walaupun kita tahu selain itu juga banyak pemain-pemain dari Jepang yang sudah berkarier di Eropa, bahkan pemain-pemain yang bermain di pertandingan hari ini juga mayoritas bermain di Eropa. Artinya level mereka memang sudah jauh di atas Indonesia," katanya.
"Kalaupun Indonesia kalah ya itu adalah hal yang wajar tapi menjadi tidak wajar kalau kalahnya dengan skor yang sangat telak. Kenapa tidak wajar? Karena kita tahu sekarang ini kan Timnas Indonesia dipenuhi oleh pemain-pemain yang mayoritas bermain di Eropa," sambung Bung Binder.
Pria keturunan India itu mengatakan, Timnas Indonesia datang dengan kepercayaan diri yang tinggi, setelah menang 1-0 dari China pekan lalu. Sehingga pecinta sepak bola Tanah Air tentu ingin melihat konsistensi dan bentuk permainan Garuda.
"Kita kan ingin melihat cara mainnya itu seperti apa, jadi kalaupun kalah dari Jepang ya tentu kita bisa memaklumilah hal itu. Saya pikir itu satu poin yang perlu kita sepakati. Tapi kalau kalahnya dengan skor yang sangat telak," ucap Bung Binder.
Tak Memberi Perlawanan

Ya, pasukan Patrick Kluivert itu dibuat mati kutu oleh Samurai Biru. Dari catatan lapang, Jepang punya penguasaan bola hingga 71 persen, berbanding 29 persen milik Indonesia.
Samurai Biru juga memiliki banyak peluang. Dari 21 tembakan, 11 di antaranya tepat sasaran. Adapun Tim Garuda sama sekali tidak melakukan shots.
"Indonesia tidak bisa memberikan perlawanan kepada para pemain Jepang, bahkan tidak bisa menciptakan satupun percobaan ke arah gawang Jepang dan tidak mendapat sepak pojok," papar Bung Binder.
"Hanya satu crossing yang masuk ke dalam kotak penalti pertahanan Jepang, itu pun setelah menit ke-80 kalau enggak salah Lilipaly yang kasih crossing. Berarti ada yang salah dari permainan Indonesia. Kalau enggak ada yang salah masak kalahnya telak sih."
"Para pemain Jepang menikmati jalannya laga seperti lagi latihan. Mereka tidak mendapatkan pressure yang berarti dari Indonesia. Walaupun para pemain Timnas kita bekerja keras luar biasa. Lari ke sana, lari ke sini. Coba tekel, coba pressing tapi enggak efektif karena tidak bisa bermain sebagai satu unit," pungkasnya.