
Jakarta - Kebanyakan orang mengenal Rahmad Darmawan hanya sebatas pelatih yang pernah menukangi sejumlah klub dan Timnas Indonesia.
Tak banyak yang tahu, kalau pria asal Lampung berusia 58 tahun itu juga pernah memperkuat tim beken macam Persija Jakarta, kemudian juga Timnas Indonesia, bahkan pensiunan personel TNI Angkatan Laut berpangkat mayor.
Lewat kanal YouTube Head to Head belum lama ini, Rahmad Darmawan yang pernah membawa Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC ke singgasana juara Liga Indonesia bicara panjang lebar terkait semuanya.
Termasuk perjumpaannya dengan Erents Alberth Mangindaan, seorang tokoh militer Indonesia, yang juga manajer Timnas Indonesia di SEA Games 1989 Malaysia.
"Saya sebetulnya mengawali karier sebagai seorang pemain sepak bola. Sepak bola menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan saya", kata Rahmad Darmawan.
"Karena waktu itu saya bermain untuk satu kesebelasan di kampung, kemudian saya bisa terpilih dari Kabupaten Lampung Tengah untuk masuk tim Soeratin, dan terpantau dalam scouting tim PON Lampung. Akhirnya saya ikut tim PON Lampung 1985. Waktu itu usia saya 18 tahun," imbuhnya.
Di video kali ini, kita akan membahas strategi jitu dan keputusan-keputusan berani Coach Rahmad Darmawan (Coach RD) yang sukses menggebrak Gelora Bung Karno! Mulai dari pemilihan pemain, taktik di lapangan, hingga perubahan mendadak yang bikin lawan ...
Dilirik Scouting PSSI saat Tampil di PON

Tampil memesona di PON, Rahmad Darmawan memikat hati tim pemantau bakat PSSI. Pria yang kini akrab disapa dengan sapaan RD itu lantas naik level.
"Waktu itu PON di Jakarta. Talenta saya mungkin terlihat tim talent scouting dari PSSI. Akhirnya saya direkomendasikan untuk masuk PSSI Garuda 1 waktu itu oleh coach Halilintar Gunawan," ujarnya.
"Namun, tim Garuda 1 itu enggak jadi diteruskan. Proyek itu dibubarkan. Banyak pemain-pemain akhirnya masuk ke Galakarya. Ada yang difasilitasi bekerja di berbagai bank atau instansi pemerintah lainnya. Mereka boleh pilih."
"Saya masuk ke PPLM atau pusat pendidikan latihan mahasiswa. Itu lulusan dari semua diklat-diklat dari seluruh Indonesia yang mau kuliah ditampung di situ," lanjutnya.
Direkrut Persija dan Kemudian Memperkuat Timnas Indonesia

Kerja keras akhirnya membawa Rahmad Darmawan terbang lebih tinggi, termasuk menjadi pemain Persija Jakarta.
"Itu lebih menjadi cikal bakal tim PSSI junior. Nah, saya masuk di situ. Dan akhirnya saya kuliah Fakultas Pendidikan Kesehatan IKIP Jakarta. Itu beasiswa, dibiayai oleh BTN bekerja sama dengan kementerian kebudayaan dan olahraga."
"Selesai kuliah, saya terus berkarier sampai akhirnya ketika saya terpilih untuk Persija Jakarta. Mulai tuh saya bermain sebagai inti di berbagai pertandingan perserikatan. Akhirnya terpilih untuk tim nasional."
"Tahun 1987 itulah pertama kali saya dipanggil masuk skuad timnas U-23. Hanya satu tahun di timnas U-23, kemudian saya naik ke tim senior pada 1988. Angkatan saya itu I Made Pasek Wijaya dan Iwan Setiawan," lanjutnya.
Cedera saat SEA Games dan Masuk Tentara

Sayang, karier Rahmad Darmawan di Timnas Indonesia terganggu karena mengalami cedera saat uji coba terakhir di Jerman.
"Saya mulai bisa masuk skuad yang dipersiapkan sebagai pemain inti. Saat uji coba terakhir di Jerman, saya cedera. Saya pulang, akhirnya kuliah yang terbengkalai sekian bulan karena ikut TC dan sebagainya, saya selesaikan," ujar RD.
"Ketika saya kuliah itu, dari 1989 saya di SEA Games, sebenarnya dari PPD persiapan Pra Piala Dunia di Jerman itu saya tetap berangkat ke SEA Games. Kaki saya cedera, saya hanya sebatas anggota tim tapi enggak main."
"Nah, di situlah saya dipertemukan dengan Pak Evert Ernest Mangindaan dan beliau menawarkan untuk masuk tentara", pungkas Rahmad Darmawan.