
Jakarta - Menukangi banyak tim dan masih eksis hingga kini, Rahmad Darmawan pastinya punya banyak kenangan bersama pemain. Salah satunya bersama Boaz Solossa.
Perjumpaan Rahmad Darmawan dengan Boaz Solossa ketika juru taktik asal Lampung itu dipercaya menukangi Persipura Jayapura pada 2005.
Pada tahun itu juga, Rahmad Darmawan berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia kepada Mutiara Hitam dan Boaz Solossa menjadi salah satu pemain muda yang bersinar saat itu.
"Boaz Solossa itu punya pengaruh besar terhadap pemain-pemain seangkatan dia. Boaz itu kan kami ambil dari PON. Angkatan dia itu ada Korinus Fingkreuw, Christian Warobay. Kemudian ada Edu bek kiri waktu itu. Kemudian ada Nasir Warobay. Pastinya ada tujuh pemain waktu itu," kata Rahmad Darmawan via kanal YouTube Head to Head.
Memberikan Pengaruh Besar

Menurut RD, demikian panggilan akrab Rahmad Darmawan, Boaz sosok yang memiliki pengaruh luar biasa dan punya jiwa pemimpin. Namun, harus punya treatment yang pas.
"Boaz itu pengaruhnya luar biasa. Benar-benar dianggap sebagai pimpinan oleh yang lain. Jadi di sinilah saya mencoba untuk memberikan satu treatment yang pas. Walaupun nggak mudah," ujar RD.
"Karena sekali lagi, Boaz adalah talenta muda, ya biasalah. Kalau pemain muda itu biasanya ingin memberikan hal yang terlalu lebih besar, lebih banyak lagi, yang sebetulnya dia harus lebih sabar lagi misalkan."
"Dia harus lebih fokus dulu. Jangan melihat sesuatu langsung melompat dulu, eggak melewati suatu proses. Dan ini yang kadang-kadang kita harus benar-benar jeli melihatnya."
"Terus cara menghukum pemain muda dengan menghukum pemain senior, beda lagi caranya. Di situ kita harus benar-benar lakukan dengan tepat."
"Intinya dari semuanya adalah seintens mungkin kita berkomunikasi dan selalu seintens mungkin juga kita jangan langsung menghukum si anak dengan hukuman yang tidak mendidik. Kita memberikan hukuman sebuah harapan untuk dia akan bisa sukses," lanjutnya.
Janji Menjadikan Kapten Timnas Indonesia

Melihat potensi besar Boaz, RD pernah secara khusus berbicara kepada legenda Persipura yang kini berusia 39 tahun itu.
"Saya masih ingat bicara dengan Boaz, saya bilang ke dia, 'Boaz, kalau suatu hari saya jadi pelatih tim nasional maka ban kapten akan saya pasang ke kamu'. Tanpa saya sadari kok itu akhirnya terjadi pada 2013, saat saya menggantikan Luis Manuel Blanco jelang melawan Arab Saudi," kenang RD.
"Di situlah saya taruh ban kapten kepada Boas Solossa. Saya akhirnya bilang, 'Lihat Boaz, kamu sudah layak jadi kapten timnas'. Itu pertama kali anak Papua jadi kapten di tim nasional."
"Itu janji saya sama dia. Bukan karena saya asal janji, terus saya enggak penuhi. Proses yang panjang dan saya lihat dia memang sebetulnya dia punya sikap leader. Walaupun tentu tidak semua orang itu 100 persen sempurna. Maradona saja seperti apa, tapi dia punya leadership ketika dia ada di lapangan," pungkas Rahmad Darmawan.