Jakarta - John Pigai bukan pemain yang gampang patah semangat. Ia juga tak kenal kata menyerah. Apa yang ia raih saat ini semua berkat kerja ekstra keras.
Menjadi kiper andalan di sebuah klub yang bermain di kasta teratas Indonesia tidaklah mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi, mengingat peran penjaga gawang sangatlah krusial.
Tak banyak yang tahu, awalnya John Pigai sempat diragukan bakal bisa menjadi kiper tumpuan PSBS Biak. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, eks Persipura Jayapura dan Persewar Waropen membuat keraguan berbuah manis menjadi pujian.
Menurut John Pigai, ia sama sekali tak pernah berpikir bisa bergabung dengan PSBS Biak. Ia memang berharap mendapat panggilan, hanya saja tak berani berharap banyak.
"Iya, saya juga tidak pernah berpikir gabung ke PSBS. Tapi saya berdoa dan latihan saja di Jayapura. Puji Tuhan, pas dua bulan lebih latihan dapat panggilan coach Joice Sorongan (pelatih kiper PSBS Biak). Dia telepon langsung untuk bergabung," kata John Pigai via kanal YouTube Bola.com.
"Dan dari sana saya hanya, karena mungkin kita asli dari Papua jadi hanya mau datang saja. Maksudnya kota anak Papua gabung-gabung saja begitu. Tidak berpikir untuk nanti sampai jadi kiper inti. Tidak berpikir seperti itu," imbuh kelahiran Wamena, 27 Juni 1999.
"Jadi cuma datang saja. Tapi Puji Tuhan, itu mungkin Tuhan punya jalan. Jadi sampai sekarang saya bisa jadi kiper inti", ujarnya.
Postur Tidak Ideal untuk Kiper
Meski hanya memiliki tinggi badan 173 cm, John Pigai sama sekali tak minder apalagi grogi. Ia tak pernah memikirkannya. Ia memilih tetap fokus di bawah mistar.
"Kalau soal pendek saya nggak pernah berpikir seperti itu. Mungkin pas di Liga 1 saja orang-orang sering sebut seperti itu. Saat di Persipura saya tak pernah berpikir seperti itu. Sampai sekarang juga saya tak berpikir seperti itu," tuturnya.
Momen yang bisa dilupakan musim 2024/2025 bersama PSBS Biak? "Saat pertama kali diberi kepercayaan (debut) pasti momen yang sangat tidak bisa dilupakan. Saat itu kita melawan PSIS Semarang di Magelang," tukasnya.
Punya Kiper idola?
"Kalau dulu tidak ada kiper yang saya idolakan," kata John Pigai seraya tertawa berderai. "Soalnya saya tidak tahu terlalu banyak soal kiper," ujarnya lagi.
"Tapi kemudian setelah sudah belajar jadi kiper mulai-mulai ke sini saya mengidolakan seperti Ederson (Manchester City). Karena kakinya juga kiri. Jadi saya sangat senang melihat dia bermain".
Seperti kebanyakan kiper lokal lainnya, John Pigai juga berharap suatu saat nanti bisa naik level ke Timnas Indonesia.
"Kalau keinginan pasti ada. Karena suatu kebangaan juga kita bisa bela negara. Jadi ada keinginan untuk bela timnas", pungkasnya penuh harap.