Jakarta Pengamat ini yakin Stefano Lilipaly bisa membantu Timnas Indonesia mengalahkan Timnas China. Karena pemain keturunan paling senior di skuat Merah Putih itu punya senjata andalan.
Tua-tua keladi. Itulah perumpamaan bagi Stefano Lilipaly. Di usia 34 tahun, kualitas individu kapten tim Borneo FC ini masih belum luntur. Bahkan bisa dibilang kemampuannya sedang berada di puncak.
Tak ada salahnya jika Patrick Kluivert memainkan Stefano Lilipaly untuk mengisi pos yang ditinggalkan Marselino Ferdinan yang absen karena akumulasi kartu kuning. I Made Pasek Wijaya malah yakin kemampuan mantan pemain Bali United itu di atas Marselino Ferdinan.
"Dari segi senioritas dan pengalaman, jelas Fano di atas Lino. Kelebihan itu membuat Fano bermain lebih tenang dibanding Lino. Kita lihat saja nanti bila Fano dimainkan lawan China," katanya.
Pembeda

Analisis I Made Pasek Wijaya berdasar pengalamannya bersama Stefano Lilipaly di Bali United.
"Setahu saya, Fano bisa jadi pembeda dalam pertandingan. Semangatnya membangkitkan spirit rekan setimnya. Karena dia selalu bermain total," ujarnya.
Menurut mantan bek Timnas Indonesia era 1990-an ini, Stefano Lilipaly punya senjata andalan yang bisa jadi pembeda pada matchday kesembilan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di SUGBK Jakarta, 5 Juni nanti.
"Akurasi passingnya sangat bagus. Penempatan bolanya selalu di kotak 12 dan tak jauh dari gawang. Dia juga bisa melihat posisi temannya di kotak itu. Berikutnya tergantung si penerima umpan, apakah dia bisa memanfaatkannya?" ucapnya.
Akurasi Long Shot

Salah satu legenda Pelita Jaya itu juga menyebut Stefano Lilipaly punya akurasi tendangan jarak jauh yang berbahaya.
"Penempatan posisinya juga bagus. Fano sangat berbahaya bila dapat bola muntah. Dia punya tendangan keras dan akurat baik dari bola mental atau dribel sendiri. Timnas Indonesia butuh pemain seperti itu," jelasnya.
I Made Pasek Wijaya juga mengacungi jempol stamina Stefano Lilipaly. Meski usia terus menggerogoti fisiknya, namun dia masih punya kecepatan dan mobilitas tinggi.
"Di usia tak muda lagi stamina, kecepatan, dan mobilitas Fano masih oke. Di Borneo FC, dia selalu bergerak minta dan mencari bola. Jika bola sudah di kakinya, Fano jadi pengumpan yang baik bagi striker Borneo FC. Gol terakhir Fano ke gawang Persik lalu bukti kecepatan, mobilitas, dan akurasi memanfaatkan peluang," tutur I Made Pasek Wijaya.
{{ comment.content }}