Posisi saat ini: Kembali ke laman beranda news

Rivalitasnya Dianggap Membosankan, Jorge Martin dan Pecco Bagnaia: Buat Apa Sih Musuhan?

2024-11-05 01:30:02
43
Rivalitasnya Dianggap Membosankan, Jorge Martin dan Pecco Bagnaia: Buat Apa Sih Musuhan?
Jorge Martin dan Pecco Bagnaia (c) AP Photo/Vincent Thian

Jorge Martin dan Pecco Bagnaia lagi-lagi kompak mengaku heran mengapa banyak pihak ingin mereka bermusuhan, terutama usai berebut gelar dunia MotoGP dalam dua musim beruntun. Menurut mereka, selama persaingan sengit mereka tetap diimbangi rasa hormat, maka tak ada gunanya bagi mereka untuk bermusuhan dan saling benci.

Hal ini mereka ungkapkan dalam jumpa pers usai balap di Sepang, Malaysia, Minggu (3/11/2024). Dalam balapan itu, keduanya belasan kali saling salip berebut posisi terdepan pada tiga lap pertama. Banyak pihak menduga ini akan mengubah hubungan baik mereka. Nyatanya, mereka justru tertawa-tawa membicarakan duel itu setelah finis.

Bagnaia sendiri ditanya mengapa ia dan Martin masih bisa mempertahankan hubungan baik meski dua musim jadi rival utama dalam perebutan gelar. Menurutnya, memusuhi pembalap lain bukanlah karakter dan tabiatnya. Ia juga menyatakan tak ada alasan untuk membenci Martin, mengingat rider Spanyol itu juga selalu menghormatinya.

1 dari 2 halaman

Merasa Tidak Perlu Musuhan di Luar Lintasan

Merasa Tidak Perlu Musuhan di Luar Lintasan

Jorge Martin dan Pecco Bagnaia (c) AP Photo/Vincent Thian

"Bagi saya mudah saja, karena saya bukan tipe orang yang ingin bertindak kasar di luar trek dan butuh bertindak kasar di dalam trek, atau agresif, mendorong yang lain keluar, atau tidak menghormati rival. Saya tidak pernah seperti ini dan takkan pernah jadi begitu," ungkap juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 ini.

"Jika Jorge mulai melakukannya, saya akan berubah. Namun, nyatanya Jorge kurang lebih sama dengan saya. Jadi, jelas rasa hormat itu penting, dan ini akan selalu jadi sudut pandang saya. Saya tak mengerti mengapa kami harus jadi musuh di luar trek atau tidak saling sapa atau berperilaku kasar," lanjut Bagnaia.

Martin juga dapat pertanyaan serupa, dan ia sedikit bernostalgia pada persahabatan yang mereka jalin saat jadi rekan setim di Aspar Mahindra Moto3 pada 2015 dan 2016. Pada masa-masa itu, mereka kerap menghabiskan waktu bersama. Kini, mereka tak sedekat dulu lagi, tetapi kompak menjaga rasa hormat kepada satu sama lain.

2 dari 2 halaman

Justru Berharap Akur Terus

"Saya rasa kami berdua sudah saling kenal sejak 2015. Kami tadinya berteman sangat baik pada masa lalu. Kini, kami tak lagi punya hubungan macam itu, tetapi kami selalu berperilaku baik kepada satu sama lain, dan kami tetap bisa bertarung. Kalian sudah melihatnya hari ini," ungkap pembalap berjuluk 'Martinator' ini.

"Itu pertarungan yang menakjubkan bagi sejarah kami. Memang tak terjadi di lap-lap terakhir, tetapi tetap mengagumkan. Saat membicarakannya, saya rasa kami juga menikmatinya. Jika tetap begini pada masa depan, bagi saya bakal sempurna. Saya pun berharap kami bisa seperti ini terus," pungkasnya.

Menjelang seri penutup, Martin memimpin klasemen pembalap dengan koleksi 485 poin, unggul 24 poin atas Bagnaia. Untuk mengunci gelar dunia, Martin harus mendapatkan 14 poin tambahan atas Bagnaia sepanjang akhir pekan seri terakhir, yang kabarnya akan digelar di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Spanyol.

Sumber: MotoGP

Pembaruan terkini:

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini