Posisi saat ini: Rumah Pesan

Stefano Teco Desak PSSI Sikat Mafia Bola dan Evaluasi Wasit Bermasalah

2025-05-23 13:30:02
10
Suporter membentangkan spanduk bertuliskan

Denpasar - BRI Liga 1 2024/2025 sudah memasuki pekan terakhir. Dugaan mafia sepak bola kembali menyeruak. Apalagi pekan ini, adalah penentuan untuk Barito Putera, PSS Sleman, dan Semen Padang.

Ketiganya masih berpotensi turun kasta ke Liga 2 musim depan. Dengan banyaknya kontroversi mulai dari wasit hingga adanya isu mafia dalam sepak bola Indonesia, pelatih Bali United, Stefano Cugurra ikut bereaksi.

Ia menuntut tindakan tegas dari federasi dan menyebut bahwa siapa pun yang terbukti terlibat praktik kotor harus masuk penjara.

“Kalau memang ada mafia, harus dibuktikan dan dipenjara. Kami para pelatih dan pemain sudah kerja keras di latihan dan pertandingan. Kalau ada yang main belakang, itu merusak semuanya,” tegas Teco.


Kualitas Kompetisi

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, saat hadir sesi pre match press conference laga Persija Jakarta melawan Bali United di Jakarta International Stadium pada Jumat (09/05/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

Menurut Teco, tindakan kotor sedikit pun, tentu akan semakin mencoreng Liga 1. Bahkan kualitas sepak bola Indonesia akan menurun. Bukti nyata adalah koefisiensi Liga 1 terperosok ke peringkat 11 di Asia. Bahkan situasi ini menempatkan Liga 1 berada dibawah Liga Kamboja dan Liga Hong Kong.

Desakan publik terhadap transparansi Liga 1 semakin memuncak. Di media sosial, netizen kerap menggunakan istilah "misi penyelamatan" setiap kali pertandingan dinilai janggal.

Semen Padang secara resmi meminta Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, hadir langsung ke Stadion Kanjuruhan saat laga Arema FC vs Semen Padang, dan meminta wasit asing untuk memimpin pertandingan pamungkas tersebut.


Wasit

Guard of honor diberikan pemain dan ofisial Bali United kepada Stefano Cugurra usai pertandingan menghadapi Madura United di Stadion Kapten I Wayan Dipta pada Sabtu malam (17/5/2025). (Bola.com/Alit Binawan)

Pelatih asal Brasil tersebut juga menyoroti bahwa dari 33 pekan Liga 1 yang telah berjalan, kualitas wasit lokal masih mengecewakan, meskipun penggunaan VAR (Video Assistant Referee) sudah diterapkan.

“Pelatih jelek bisa dipecat. Pemain jelek bisa dicoret. Tapi wasit? Tidak pernah saya lihat dihukum. Harusnya ada sistem jelas, kalau wasit buruk, ya turunkan ke Liga 2 atau Liga 3. Biar mereka belajar,” ucapnya lantang.

Teco bahkan menyarankan agar federasi mendatangkan wasit asing secara rutin, agar bisa menjadi standar kualitas dan tempat belajar bagi wasit lokal.

Ia mengakui PSSI sudah mendatangkan perwakilan dari Jepang untuk mengelola perwasitan, namun menilai hasilnya belum signifikan. Ia menuntut tindakan yang lebih konkret, bukan sekadar simbolik.

“Sekarang waktunya tegas. Jangan biarkan wasit yang bikin banyak kesalahan terus-terusan pimpin pertandingan, apalagi di laga penting. Sepak bola kita harus fair,” tutup Teco.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini