Posisi saat ini: Rumah Pesan

Kenangan Pahit Timnas Indonesia Era STY Saat Menggempur Total China di Leg I, tapi Kalah: Apa Taktik Patrick Kluivert Kali Ini?

2025-05-23 21:30:02
5
Pemain Timnas Indonesia, Witan Sulaeman (kiri) berebut bola dengan pemain China, Jiang Guangtai (kanan) saat laga lanjutan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Qingdao Youth Stadium, Qingdao, China, Selasa (15/10/2024). (AFP)

Jakarta Timnas Indonesia di era STY pada leg pertama menggempur total Timnas China, tapi kalah 1-2. Apa taktik Patrick Kluivert pada pertemuan kedua nanti?

Awal bulan depan, Timnas Indonesia menjalani dua partai krusial lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C Zona Asia. Tapi Patrick Kluivert dan pasukannya harus fokus total lebih dulu untuk menghadapi Timnas China di SUGBK Jakarta, 5 Juni nanti.

Pasalnya duel ini tak akan berjalan mudah. Jika menoleh ke belakang, tepatnya pada 15 Oktober tahun lalu di Youth Center Stadium Qingdao, Timnas Indonesia yang ditangani Shin Tae-yong harus takluk dari The Dragons, julukan Timnas China, dengan skor tipis 1-2.

Dua gol tuan rumah dicetak di babak pertama oleh Behram Abduweli menit ke-21 dan Zhang Yuning 44'. Paruh kedua, tepatnya duapuluh menit terakhir permainan, Jay Idzes dkk. mengamuk dan membombardir China. Namun Timnas Indonesia hanya berhasil mencetak satu gol lewat tendangan Thom Haye menit ke-86.


Pertahanan China Solid

Pemain Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On berusaha melewati pemain China, Xie Wenneng saat laga lanjutan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Qingdao Youth Stadium, Qingdao, China, Selasa (15/10/2024). (Dok. PSSI)

Pertahanan solid dan berlapis yang dipasang pelatih Branko Ivankovic sukses menahan gempuran pasukan Shin Tae-yong. Padahal segala cara telah dilakukan dengan serbuan dari berbagai arah. Nah, apa yang dilakukan Patrick Kluivert untuk menembus tembok raksasa China?

"Kita main di kandang. Sekarang giliran Timnas Indonesia harus menang. Patrick Kluivert harus siapkan taktik bisa mencetak gol lebih dulu. Baru kemudian berusaha mengendalikan permainan. Bola harus lebih banyak dikuasai Timnas Indonesia," kata Gusnul Yakin.

Pemerhati sepakbola senior asal Malang ini yakin kali ini Timnas Indonesia akan berhasil balas dendam untuk membuka peluang meraih tiket lolos langsung ke Piala Dunia 2026.

"Materi sekarang lebih bagus ketimbang masih dipegang Shin Tae-yong. Kedalaman tim di semua lini juga bagus. Dengan pakem permainan ofensif, saya kira Patrick Kluivert punya solusi di pertandingan nanti," ujarnya.

 


Lini Depan Sudah Tajam

Pemain Timnas Indonesia, Shayne Pattynama (kanan) berebut bola dengan pemain China, Behram Abduweli saat laga lanjutan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Qingdao Youth Stadium, Qingdao, China, Selasa (15/10/2024). (AFP)
Pemain Timnas Indonesia, Ole Romeny dan Marselino Ferdinan melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Bahrain pada laga kedelapan putaran ketiga Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (25/3/2025) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Apalagi, lanjut Gusnul Yakin, lini depan Timnas Indonesia diyakini lebih tajam dengan bergabungnya Yacob Sayuri, Egy Maulana Vikri, dan Stefano Lilipaly. Trio ini bisa mempermudah kerja Ole Romeny jika diplot sebagai penyerang tengah.

"Yacob, Egy, dan Lilipaly punya skill individu bagus. Ketiganya kuat pegang bola. Yacob punya kecepatan, Egy piawai untuk main bola pendek, dan Lilipaly dengan jelajah tinggi. Jika mereka dimainkan akan sangat membantu Ole Romeny," jelasnya.

Komposisi barisan depan ini dipercaya bisa menembus pertahanan China dari segala penjuru.

"Yang dibutuhkan nanti adalah konsistensi dan kesabaran. Karena China pasti mengincar hasil seri dengan bertahan, lalu menyerang balik cepat. Jika tak sabar dan sering gagal cetak gol bisa membuat pemain Indonesia frustrasi," ucapnya.


Jangan Sampai Frustrasi

Nah, ketika anak asuh Patrick Kluivert frustrasi dan putus asa ditambah emosi tak terkendali, China akan memanfaatkan keadaan psikologis ini.

"Di leg pertama lalu, pemain China sangat sabar menerima tekanan Indonesia. Mereka hanya menjaga posisi dan tak mau bikin pelanggaran sekecil apapun. Nah, disini lah pemain Indonesia harus pintar mencari momen agar terjadi pelanggaran," paparnya.

Selanjutnya, tambah mantan pelatih Arema ini, Patrick Kluivert harus melatih bagaimana memaksimalkan peluang dari bola mati. "Patrick Kluivert kudu menyiapkan beberapa skema bola mati. Gol terjadi karena latihan yang dilakukan berulang-ulang. Istilahnya repetisi skema dari bola mati harus matang," pungkasny

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini