Bandung - Manajemen Persib Bandung melakukan langkah besar tahun depan. Tim Maung Bandung ini berencana melantai di bursa saham dengan skema Initial Public Offerining (IPO) atau penawaran umum perdana.
Rencana tersebut diumumkan CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Glenn T Sugita setelah pertandingan terakhir Persib Bandung melawan Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (24/5/2025).
Langkah Persib Bandung ini mendapat respon beragam dari berbagai pihak, termasuk dari pakar ekonomi.
Pakar Ekonomi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Setia Mulyawan menilai dengan rencana tersebut Persib lebih membuka diri untuk dimiliki publik.
"Jadi dengan IPO memberikan kesempatan kepada semua orang untuk memiliki Persib sebagai korporasinya," ujar Setia saat dihubungi Bola.com, Selasa (27/5/2025).
Tantangan Menarik

Dengan menjadi perusahan terbuka, kata Setia, Persib harus bersiap menghadapi berbagai tuntunan dari publik, termasuk tata kelola akuntabilitas dan transparansi.
"Kalau sudah IPO tentu akan lebih meningkatkan performa tata kelola Persib karena telah menjadi perusahan publik, tentu dituntut membuka informasi kepada masyarakat luas," terangnya.
Setia menyebut potensi Persib untuk menarik investor setelah melantai di bursa saham sangat besar. Sebab, dia melihat di Jawa Barat saat ini memiliki 1,2 juta investor dari kalangan generasi muda.
"Dugaan saya market yang dibidik itu market emosional. Di Jabar itu ada 1,2 juta investor, dan sebagian besar itu usianya antara 20-40 tahun," ucapnya.
"Kalau itu mereka diberikan kesempatan untuk memiliki Persib, ya tentu mereka akan mengalihkan portofolio investasi pada saham Persib tapi ada catatannya," lanjut Setia.
Performa Tim Harus Stabil

Akan tetapi, jika investor emosional seperti Bobotoh bisa berubah menjadi rasional ketika kinerja atau performa Persib menurun. Pada akhirnya mereka akan menjual kembali saham yang telah dimiliki.
"Kalau misalkan di tahap awal listing di pasar modal saham diburu publik itu tentu kinerja Persibnya harus ditingkatkan, supaya pembeli emosional ini tidak kemudian menjual kembali sahamnya. Kalau performa jelek pasti akan menjual," jelasnya.
Dia menuturkan performa memang sangat penting. Apabila performa bagus, maka akan mendapat respon positif. Tapi, sebaliknya jika performa menurun harga saham akan ikut anjlok.
"Jadi investor akan sangat tergantung performa Persibnya. Jangan sampai go public kemudian performa merosot maka valuasi dari saham itu akan ikut turun," tuturnya.
Sejauh ini, baru Bali United yang telah melakukan IPO. Bali United sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Juni 2019.
{{ comment.content }}