Posisi saat ini: Rumah Pesan

Ulasan Strategi Patrick Kluivert Matikan Pergerakan Lini Tengah China Berhasil, Tapi..

2025-06-06 15:30:01
6
Ekspresi pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, saat melawan Timnas China dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta Suasana di Stadion Utama Gelora Bung Karno, bahkan di seantero Indonesia bergemuruh usai Timnas Indonesia memastikan meraih kemenangan krusial menghadapi Timnas China dalam matchday kesembilan babak ketiga grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Kamis malam (5/6/2025).

Gol semata wayang Ole Romeny dari titik putih pada menit ke-45, sudah cukup membuat Timnas Indonesia bertengger di posisi empat klasemen sementara dengan mengumpulkan 12 poin.

Kali terakhir Timnas bisa menang menghadapi China adalah 32 tahun lalu. Kemenangan ini juga menjaga asa Timnas lolos ke babak empat kualifikasi Piala Dunia 2026.

Dari data statistik, Timnas Indonesia sebenarnya mendominasi. Namun di babak kedua, penguasaan bola Thom Haye dkk sedikit menurun dibandingkan babak pertama.

Di babak pertama, penguasaan bola Timnas Indonesia adalah 56 persen berbanding 44 persen untuk China. Sedangkan di babak kedua, sedikit menurun dengan 47 persen berbanding 53 persen untuk skuad asuhan Branko Ivankovic.

Namun dari segi serangan, Indonesia unggul dengan 13 kali tembakan berbanding lima untuk China. Namun dengan banyaknya peluang tersebut, juga mengindikasikan banyaknya kesempatan yang terbuang percuma.


Taktik Jitu

Ekspresi striker Timnas Indonesia, Ole Romeny, setelah menjebol gawang Timnas China pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Apa yang terjadi di lapangan, sudah mengisyaratkan taktik yang diperlihatkan Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert cukup berhasil.

Ia sadar Timnas China mengandalkan serangan balik. Di lini tengah, China mencoba mendominasi. Namun Patrick Kluivert jeli melihat peluang tersebut dengan menerapkan skema 3-4-2-1.

Pelatih asal Belanda ini mencoba Menumpuk pemain di lini tengah dengan Joey Pelupessy dengan gelandang jangkar yang bermain tanpa cela dalam 90 menit.

Xu Haoyang, Wang Shangyuan, dan Cao Yongjing di lini tengah China tidak berkutik. Termasuk pergerakan Serginho yang nyaris tidak bisa berkontribusi banyak di pertandingan kali ini.

Patrick Kluivert sadar dengan mematikan lini tengah Dragon Team, apa yang diinginkannya bisa berjalan dengan mulus. Namun tak dipungkiri juga permainan skuad Garuda masih jauh dari kata sempurna.


Sulit Bongkar Pertahanan

Pemain Timnas Indonesia, Ole Lennard Romeny (kanan) dan Joey Pelupessy (tengah) berebut bola dengan pemain China, Zhu Chenjie (kiri), dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Timnas Indonesia yang meskipun bisa beberapa kali menembus pertahanan, juga kesulitan untuk mencetak gol. Dengan empat bek sejajar, China mampu tampil solid untuk menjaga pertahanan.

Bahkan di babak pertama ketika Timnas mendapatkan sepakan bebas, 10 pemain Timnas China berdiri sejajar yang membuat para pemain Indonesia kesulitan menembus pertahanan dan menjebol gawang Wang Dalei.

Ole Romeny yang berdiri sendiri sebagai ujung tombak Garuda, beberapa kali sulit untuk melakukan serangan yang efektif. Hal ini karena pemain Timnas juga tidak memberikan support di lini pertahanan China yang memang cukup kokoh di pertandingan kali ini.Sulut


Strategi Pergantian Pemain

Strategi Patrick Kluivert yang memainkan Yakob Sayuri dan Ricky Kambuaya juga sukses. Yakob Sayuri yang bermain di sisi sayap kanan pertahanan Garuda, mampu tampil baik.

Sedangkan Ricky Kambuaya juga bermain tanpa cela. Berkat gelandang asal Dewa United tersebut pula, Timnas mampu mendapatkan hadiah penalti akibat pelanggaran yang dilakukan pemain Timnas China.

Ini juga mengindikasikan pemain lokal dari BRI Liga 1 juga bisa bersaing dengan pemain diaspora. Terutama talenta asal Indonesia Timur yang masih belum habis masanya.

 

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini