
Jakarta - Asosiasi Sepak Bola China (CFA) resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih Timnas China, Branko Ivankovic, menyusul kegagalan dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Tanpa kewajiban membayar kompensasi sesuai klausul kontrak, CFA kini bergerak cepat mencari sosok baru untuk membangun ulang timnas—dan nama Shin Tae-yong, mantan pelatih Timnas Indonesia, mencuat sebagai kandidat terdepan.
Pengumuman resmi pemecatan Ivankovic dilakukan pada Jumat (13-6-2025) usai serangkaian diskusi internal di kantor CFA, keputusan ini sebenarnya sudah lama diperkirakan.
Penampilan mengecewakan China di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dengan hanya mencatat tiga kemenangan dari sepuluh pertandingan dan finis di posisi juru kunci grup, membuat posisinya nyaris tak bisa dipertahankan.
Dalam konferensi pers usai kemenangan 1-0 melawan Bahrain (14-11-2024), Ivankovic sempat menyebut target jangka pendek selanjutnya adalah turnamen EAFF E-1 Championship (Piala Asia Timur).
Namun, sumber media China seperti Sohu.com melaporkan bahwa CFA telah memutuskan menggunakan hak untuk mengakhiri kontrak secara sepihak karena target performa yang disepakati tidak tercapai—tanpa harus membayar pesangon.
Emtek Group kembali menjadi pemegang hak siar eksklusif turnamen sepak bola bergengsi Piala Presiden 2025 yang akan dimulai pada 6 Juli 2025 mendatang!
Strategi Mandek dan Kritik Tajam

Selama masa kepemimpinannya, Ivankovic kerap dikritik karena keputusan taktisnya yang stagnan. Satu di antara yang paling disorot adalah keputusannya untuk menerapkan sistem satu gelandang bertahan, yang dianggap tidak cocok dengan karakteristik skuad saat ini.
Hasilnya mengecewakan, termasuk kekalahan telak dari Jepang (0–4), dua kali kalah dari Arab Saudi, serta kekalahan dari Indonesia.
Momen yang dianggap sebagai titik nadir terjadi saat laga kandang melawan Arab Saudi, 10 September 2024. Dalam laga tersebut, Timnas China sempat unggul dan bermain dengan keunggulan jumlah pemain, tetapi tetap kalah akibat kebobolan di menit-menit akhir.
Secara keseluruhan, Ivankovic hanya mencatat empat kemenangan dari 15 pertandingan. Ia juga gagal membangun fondasi taktik maupun pengembangan pemain yang jelas.
Beberapa pemain senior seperti Wu Xi dan Li Yuanyi tidak dipanggil, digantikan oleh nama-nama dari divisi dua seperti Xu Haoyang dan Yang Zexiang.
Keputusan paling kontroversial muncul saat melawan Australia, di mana ia menurunkan striker naturalisasi Elkeson, yang sedang tidak dalam performa terbaik dan hanya berlari sejauh 3 km selama babak pertama.
Shin Tae-yong dalam Pantauan CFA

Dengan Piala Asia Timur yang akan dimulai pada 7 Juli, CFA diburu waktu untuk segera menentukan pengganti Ivankovic.
Biasanya, proses mendatangkan pelatih asing memerlukan waktu panjang karena proses negosiasi dan persetujuan dari pihak pemerintah sehingga solusi interim domestik menjadi opsi realistis dalam jangka pendek.
Nama Zheng Zhi—mantan kapten timnas dan pelatih tim U-21—muncul sebagai calon pelatih sementara. Namun, Shin Tae-yong kini disebut sebagai sosok yang "dipantau secara serius" oleh CFA.
Pelatih asal Korea Selatan itu mendapat pujian luas setelah berhasil membawa Indonesia lolos ke fase gugur Piala Asia 2024 untuk pertama kalinya dalam sejarah, serta mengangkat reputasi sepak bola Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan Timur.
Dukungan dari publik juga muncul untuk kemungkinan kembalinya mantan pelatih Gao Hongbo. Namun, laporan media menyebut bahwa keberhasilan terbaru Shin, ditambah fleksibilitas taktiknya, membuatnya menjadi pilihan jangka panjang yang lebih menjanjikan.
Meski begitu, belum jelas bagaimana respons apakah Shin terkait ini.
Era Baru, Masalah Lama

Pemecatan Ivankovic menandai pergantian pelatih ke-15 bagi Timnas China dalam kurun waktu dua dekade terakhir.
Sebagian besar dari mereka tak mampu bertahan lebih dari 18 bulan, mencerminkan bukan hanya hasil yang mengecewakan, tetapi juga ketiadaan perencanaan jangka panjang yang konsisten.
Kini, ketika Timnas China kembali menghadapi kenyataan pahit tersingkir dari jalur Piala Dunia, CFA berada di bawah tekanan besar untuk menunjuk sosok pelatih yang bukan hanya berpengalaman dan kuat secara taktik, tetapi juga mampu memimpin regenerasi tim dan membangun kembali fondasi sepak bola nasional dengan visi jangka panjang yang jelas.
Sumber: FootballAsian