
Jakarta Setelah Patrick Kluivert sukses membawa Timnas Indonesia lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, kini giliran sentuhan Gerald Vanenburg ditunggu di ajang Piala AFF U-23 2025.
PSSI menargetkan juara. Itu berarti Gerald Vanenburg harus bisa merealisasikannya. Sebanyak 30 pemain telah dipanggil guna menegikuti pemusatan latihan di Jakarta, dari 20 Juni hingga 14 Juli 2025.
Piala AFF U-23 2025 sendiri akan dimulai pada 15 dan direncanakan berakhir 29 Juli 2025.
Timnas Indonesia U-23 asuhan Gerald Vanenburg diuntungkan, karena berstatus tuan rumah dengan dua venue yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta serta Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.
Dari sekian pemain yang dipanggil, beberapa di antaranya merupakan pemain berkelas yang namanya sangat beken macam Alfhafrezzi Buffon (Borneo FC), Roby Darwis (Persib Bandung), Dony Tri Pamungkas (Persija Jakarta), Arkhan Fikri (Arema FC), Jens Raven (FC Dordrecht), dan Victor Dethan (PSM Makassar).
Sejak pertama kali digelar pada 2005, Indonesia baru sekali merasakan manisnya gelar juara. Itu tersaji di Piala AFF U-23 2019. Saat itu, Garuda Muda yang diarsiteki Indra Sjafri meremukkan Thailand di final.
Di edisi 2023, Indonesia juga merangsek ke partai puncak. Sayang, Timnas Indonesia U-23 polesan Shin Tae-yong takluk 5-6 dari Vietnam via adu penalti.
Nah, bagaimana tahun ini? Bisa juara lagi Gerald Vanenburg? Semoga.
Sembari menanti aksi Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan, ada baiknya kita lihat kembali kiprah Gerald Vanenburg, baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih.
Jejak Gerald Vanenburg sebagai Pemain

Di Belanda, nama Gerald Vanenburg cukup berkibar dan disegani hingga saat ini. Di masa kejayaannya sebagai pesepakbola, legenda 61 tahun pernah memperkuat Ajax (1980–1986) dan PSV (1986–1993).
Selama di Ajax, ia hadir dalam 173 laga dengan torehan 64 gol. Di PSV, Gerald Vanenburg yang mengisi pos sebagai penyerang sayap tampil dalam 199 pertandingan dengan koleksi 48 lesakan.
Pahatannya bersama dua raksasa Belanda itu sangat mengagumkan dengan sekeranjang trofi bergengsi seperti Eredivisie, Piala KNVB, juga Liga Champions.
Kelahiran 5 Maret 1964 pernah juga berkarier di luar negeri, tepatnya di Jepang bersama Júbilo Iwata (1993–1996) dan Cannes, Prancis (1997–1998), dan 1860 Munich, Jerman (1998–2000).
Tak hanya di level klub, Gerald Vanenburg juga moncer bersama Timnas Belanda (1982–1992) dengan 42 caps berbuah dwigol. Momen bersejarah tatkala Belanda menjadi yang terbaik di Euro 1988.
Secara individu, ia pernah didapuk gelar mentereng: Dutch Golden Boot 1988 dan 1989.
Jejak Sebagai Pelatih

Hanya saja, sebagai pelatih, Gerald Vanenburg tak sekinclong saat masih menjadi pemain. Usai gantung sepatu dan memulai karier sebagai juru taktik pada 2000, belum ada sebiji trofi bergengsi yang ia raih.
Ia pernah dipercaya menukangi tim muda PSV Eindhoven, 1860 Munich, Helmond Sport, FC Eindhoven, dan Willem II.
Kini, rakyat Indonesia berharap Gerald Vanenburg bisa pecah telur dengan mempersembahkan gelar juara Piala AFF U-23 2025.
“Saya dan staf pelatih sangat menantikan turnamen ini, dan saya senang dengan para pemain yang saya pilih. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk tampil sebaik mungkin demi Indonesia. Karena itulah kami bermain untuk membuat Indonesia bangga," katanya. Amin.