Jakarta - Di balik performanya yang stabil bersama NEC Nijmegen sepanjang musim 2024/2025, Calvin Verdonk ternyata sering kali menghadapi sebuah momen yang membuatnya frustrasi.
Dari segi performa, Calvin Verdonk memang terlihat amat konsisten di lapangan. Sebab, di ajang Eredivisie 2024/2025, pemain berusia 28 tahun itu tercatat berhasil mengukir 33 penampilan bersama NEC Nijmegen.
Musim ini, dia memang lebih banyak bermain sebagai bek kiri dan bek tengah.
“Saya hanya absen satu kali. Saya rasa itu stabil,” kata Verdonk ketika mengulas kembali performanya, seperti dikutip dari Omroep Gld.
Sepanjang musim ini, satu-satunya laga yang dilewatkan Verdonk ialah duel melawan Go Ahead Eagles pada pekan ke-25. bek Timnas Indonesia ini harus menepi karena akumulasi kartu.
Nah, bicara soal kartu kuning, ternyata Verdonk kerap dibuat frustrasi.
Shayne Pattinama sudah tiba di Bali untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia yang digelar pada Senin (26/5/2025). Terkait rumornya ke Buriram United, Shayne masih bungkam.
Frustrasi dan Kartu Kuning

Jika mengacu catatan perolehan kartunya sepanjang musim ini, Calvin Verdonk setidaknya telah mengantongi sembilan kartu kuning. Pemain kelahiran Dordrecht, 26 April 1997 itu, mengakui catatan itu terhitung buruk.
Dia menyebut deretan kartu itu merupakan efek yang timbul karena dia merasa frustrasi di lapangan. Dalam beberapa momen, dia memang kerap diganjar kartu saat NEC mengalami kesulitan hingga akhirnya kalah.
"Menurut saya, catatan kartu itu tidak normal, malahan buruk. Setiap musim saya mendapatkan beberapa kartu, tetapi musim ini saya bermain dengan banyak frustrasi. Akibatnya, pelanggaran," jelas Verdonk.
Pelanggaran Keras

Satu di antara momen yang masih diingat Verdonk ialah ketika NEC Nijmegen menghadapi SC Heerenveen pada pekan ke-30. Ketika itu, dia mengalami frustrasi hingga harus melakukan pelanggaran yang berbuah kartu.
"Saya ingat itu saat melawan Heerenveen karena semuanya tidak berjalan dengan baik. Saya memberi Levi Smans sebuah pelanggaran yang cukup keras,” ujar kolektor sembilan caps bersama Timnas Indonesia itu.
Dia tidak menampik apabila permainannya yang agresif merupakan bagian dari identitasnya. Agresivitas semacam ini tak hanya dilakukan saat bertahan, tetapi juga ketika Verdonk menyerang.
"Saya sering maju ketika pemain sayap mendapatkan bola. Entah itu langsung mengoper bola kepada saya, atau saya mengoper bola kepadanya dan memenangkan duel. Terkadang saya mendapatkan kartu kuning. Saya memang bertahan dengan agresif," akunya.
Kurang Menikmati karena Frustrasi

Saking seringnya merasa frustrasi, Verdonk sampai bingung jika ditanya soal momen-momen menyenangkan sepanjang musim ini. Satu-satunya yang ada di benaknya ialah ketika NEC menggasak FC Groningen enam gol tanpa balas.
"Saya tidak menikmatinya. Banyak pertandingan yang tidak menyenangkan untuk dimainkan. Kesenangan adalah hal yang paling penting dan saya sering melewatkannya pada tahun ini," ungkap Verdonk.
"Saya tidak dapat mengingat banyak pertandingan di mana kami saling memancarkan kegembiraan. Mungkin hanya di kandang sendiri melawan FC Groningen. Anda dapat merasakan kegembiraan di seluruh stadion saat kami menang 6-0," katanya.
Sumber: GLD
{{ comment.content }}