Jakarta - Kisah sukses program naturalisasi masif yang dilakukan Timnas Indonesia menyulut spirit Malaysia dan Vietnam untuk bersaing.
Setidaknya tiga tahun terakhir Timnas Indonesia berhasil menembus semua level turnamen di Asia. Mulai Piala AFF U-17, U-20, U-23, hingga senior.
Tahun ini, Timnas Indonesia U-17 berhasil lolos ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. Patrick Kluivert juga sedang berjuang bersama Timnas Indonesia senior untuk merebut dua tiket tersisa putaran keempat Zona Asia pada Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Program naturalisasi Indonesia sudah menampakkan hasil. Malaysia sedang merintisnya untuk lolos ke Piala Asia 2027. Setelah dihajar Malaysia 4-0 dengan mengerahkan empat pemain naturalisasi baru dari Amerika Latin di Kualifikasi Piala Asia 2027, Vietnam pun mengeluarkan regulasi mempermudah proses naturalisasi orang asing yang ingin jadi warganegara untuk membela The Golden Star.
Fenomena ini bagi Raja Isa Raja Akram Syah sangat menarik. "Membangun sepak bola baik dengan potensi lokal maupun naturalisasi tak bisa instan. Jepang dan Korsel contohnya. Mereka mulai serius lakukan itu sejak jadi tuan rumah Piala Dunia 2002 silam. Artinya mereka sudah jalankan selama 23 tahun," katanya.
Setengah Hati
Sayangnya, lanjut pengamat sepak bola asal Malaysia itu, ketika negara lain sudah merintis, negara di ASEAN masih setengah hati jalankan naturalisasi.
"Negara ASEAN juga sudah lakukan naturalisasi, tapi tak serius. Dulu mereka hanya beri paspor pemain asing yang sudah lama main di liga domestik. Durasi mereka di Timnas tak lama, karena rata-rata usia emasnya sudah lewat," ungkapnya.
Kekuatan Baru di Asia
Tapi program naturalisasi heritage atau berdasar garis keturunan masif dilakukan Indonesia, negara seperti Malaysia dan Vietnam mulai menggali potensi warga diaspora mereka di luar negeri.
"Kita lihat positifnya. Minimal jika naturalisasi Indonesia, Malaysia, dan Vietnam berhasil, saya yakin lima tahun lagi ASEAN jadi kekuatan baru di Asia. Puncaknya, kawasan ini bisa bersaing di kualifikasi Piala Dunia 2030 mendatang," jelasnya.
Kita tunggu gebrakan negara ASEAN lain, seperti Thailand, Myanmar, dan Kamboja.