Posisi saat ini: Rumah Pesan

Sanksi FIFA karena Perilaku Suporter Timnas Indonesia Bukan Kali Pertama, Duel Lawan Malaysia pada 2019 Juga Berimbas Hukuman Berat

2025-05-14 11:30:02
5
Timnas Indonesia - Ilustrasi suporter Timnas Indonesia atmosfer SUGBK

Jakarta - Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) kembali menerima sanksi dari FIFA akibat perilaku suporter dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia. Kali ini, hukuman dijatuhkan setelah insiden diskriminasi suporter terjadi saat Timnas Indonesia menjamu Bahrain pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Maret 2025 lalu.

Menurut keterangan anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, FIFA memutuskan PSSI harus membayar denda hampir Rp400 juta dan mengurangi kapasitas penonton sekitar 15 persen pada pertandingan kandang berikutnya.

Sanksi ini diberikan karena sekitar 200 suporter di tribun utara dan selatan meneriakkan slogan xenophobia yang dianggap melanggar prinsip anti-diskriminasi FIFA. FIFA juga meminta PSSI membuat rencana komprehensif untuk melawan diskriminasi di sepak bola Indonesia.

"Keputusan FIFA, PSSI harus bertanggung jawab atas perilaku diskriminatif suporter pada saat pertandingan Indonesia lawan Bahrain yang dimainkan 25 Maret 2025. Di sana FIFA juga kirim laporan, jadi ada monitoring sistem mereka anti-diskriminasi, sebagai laporan mereka," ujar Arya dinukil dari Antaranews.

"Berdasarkan laporan tersebut, FIFA menyatakan suporter Indonesia paling aktif di tribun utara dan selatan. Peristiwa terjadi di sektor 19, disebabkan suporter Indonesia pada menit ke-80 sekitar hampir 200 suporter tuan rumah teriakkan slogan xenophobia "Bahrain bla...bla...bla..."," tambahnya.

 


Bukan Kali Pertama

Suporter Malaysia memberikan dukungan saat melawan Timnas Indonesia pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Kamis (5/9). Indonesia kalah 2-3 dari Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Kasus sanksi FIFA terhadap PSSI bukan kali pertama terjadi akibat ulah suporter. Pada 2019, PSSI juga dijatuhi denda sebesar 45 ribu Franc Swiss atau sekitar Rp643 juta karena kerusuhan suporter saat laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Timnas Indonesia melawan Malaysia di Stadion GBK, 5 September 2019. Kericuhan tersebut sempat membuat pertandingan terhenti beberapa menit dan berujung bentrokan antara suporter dan aparat kepolisian.

Sekretaris Jenderal PSSI saat itu, Ratu Tisha Destria, menyatakan bahwa PSSI menghormati keputusan FIFA dan berkomitmen melakukan evaluasi agar insiden serupa tidak terulang. Ia menegaskan pentingnya sepak bola sebagai sarana pemersatu dan promosi keragaman budaya serta sikap saling menghormati.

"PSSI menghormati proses hukum dan putusan dari FIFA," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria.

"Kami akan segera memenuhi kewajiban kami dan mengevaluasi agar kejadian tersebut tidak terulang," imbuh Tisha.

 


Peringatan

Exco PSSI, Arya Sinulingga memberikan keterangan saat acara Ngobrol Seru BRI Liga 1 di KLY Office, Menteng, Jakarta, Kamis (01/06/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sanksi-sanksi yang terus menimpa PSSI akibat perilaku suporter menjadi peringatan keras bagi federasi dan komunitas sepak bola Indonesia. FIFA sangat menekankan nilai kesetaraan, kemanusiaan, dan anti-diskriminasi sebagai prinsip utama dalam sepak bola dunia.

Oleh karena itu, PSSI kini dituntut untuk lebih serius dalam edukasi dan pengawasan terhadap suporter agar tercipta atmosfer pertandingan yang positif dan bebas dari ujaran kebencian.

Arya Sinulingga menegaskan, “Ini pembelajaran bagi kami semua, jelas merugikan kami semua, tapi kami harus tanggung bersama-sama. Ke depan kami harus mulai melakukan langkah-langkah literasi dan pendidikan kepada suporter untuk tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan diskriminasi”.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini