Jakarta - Sepak bola Indonesia masih lekat dengan politik. Musim ini ada tiga petinggi klub yang terjun di politik praktis mulai agenda pemilihan wali kota (Pilwali), pemilihan gubernur (Pilgub), hingga pemilihan umum legislatif Indonesia.
Siapa yang hancur dan siapa yang mujur?
Sekadar flashback, ketika sepak bola Indonesia masih boleh memakai uang APBD pada rentang tahun 2000-2009.
Adalah Mendagri Gamawan Fauzi yang akhirnya mengeluarkan keputusan yang melarang penggunaan APBD untuk sepak bola profesional. Kendati begitu, ada beberapa tokoh sepak bola yang berusaha merangkul suporter klub untuk mendukung pencalonan ke pesta politik.
Politik memang unik. Siapa pun tak meragukan kapasitas seorang Iwan Budianto ketika berhasil membawa Persik Kediri menjuarai Ligina 2003 dan 2006. Namun, ironisnya, Iwan Budianto kalah dalam Pilbup Kabupaten Kediri 2004 dan Pilwali Kota Kediri 2009.
Modal kedekatan Iwan Budianto dengan Persikmania, kelompok suporter Persik, tidak lantas menjamin warga Kabupaten dan Kota Kediri beramai-ramai memilihnya. Politik harus dibangun dalam waktu yang panjang untuk meraih simpati publik.
Setelah 17 tahun penantian panjang, Tottenham Hotspur akhirnya mengangkat trofi Eropa! Kemenangan dramatis atas Manchester United di final Liga Europa 2025 disambut pesta besar di London Utara. Ribuan fans tumpah ruah menyambut pahlawan mereka dalam ...
Yoyok Sukawi

Pada pesta demokrasi Pilada serentak 27 November 2024, CEO PSIS Semarang saat ini, Yoyok Sukawi, mengikuti kontestasi Pilwali Kota Semarang.
Putra mantan Wali Kota Semarang, Sukawi Sutarip, ini kurang apa?
Modal finansial kuat. Yoyok Sukawi adalah kader dan anggota Partai Demokrat, anggota DPR RI. Dia adalah CEO dan pemilik saham terbesar PSIS. Namun, semua kelebihan itu tak mampu melawan takdir.
Yoyok Sukawi tak hanya kalah di bidang politik. Mahesa Jenar pun menjadi tim pertama yang harus terlempar dari ketatnya persaingan di kompetisi kasta tertinggi Indonesia musim 2024/2025.
Hasnuryadi Sulaiman

Tokoh lainnya adalah Hasnuryadi Sulaiman. Pria berusia 49 tahun ini sejak muda dididik sang ayah, almarhum HA Sulaiman HB, tak cuma sebagai pengusaha yang ulet, tetapi juga seorang politikus andal. Berbagai jabatan politis pernah dan sedang disandangnya.
Dua periode Hasnuryadi menjadi legislator dari Partai Golkar di DPR RI pada 2014-2024.
Akar kuat yang telah ditanam Hasnuryadi Sulaiman selama puluhan tahun membuatnya memenangkan Pilgub Kalsel 2024. Kini, Hasnuryadi menjabat Wagub Kalsel mendampingi sang Gubernur, M. Muhidin.
Hasnuryadi Sulaiman juga punya reputasi dan pengalaman berkiprah di sepak bola Tanah Air. Hanya, darah cinta si kulit bundar yang diwariskan sang ayah tak berhasil menyelamatkan Barito Putera dari jurang degradasi BRI Liga 1 2024/2025.
Saat ini Hasnuryadi masih aktif sebagai anggota Exco PSSI. Secara tersirat dia ingin memberi teladan bahwa posisi Exco PSSI yang disandangnya tidak bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
Nabil Husein

Lalu, ada pula figur yang terbilang meraih sukses di dunia politik dan sepak bola, dia adalah Nabil Husein.
Pendiri dan Presiden Borneo FC ini berhasil menembus "Senayan" sebagai legislator dari Partai Nasional Demokrat.
Musim ini, meski sempat terseok-seok, Borneo FC finis di peringkat lima besar klasemen akhir BRI Liga 1 2024/2025. Tahun lalu, tim Pesut Etam jadi wakil Indonesia di pentas ASEAN Champhionship Cup 2024.
{{ comment.content }}