Posisi saat ini: Rumah Pesan

Simon Tahamata Datang, Mantan Pelatih Persipura Jayapura Gugah PSSI untuk Gelar Kompetisi Usia Muda yang Panjang dan Rutin

2025-06-06 14:30:02
6
Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia,  Simon Tahamata. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta Kedatangan Simon Tahamata membawa banyak harapan bagi masa depan sepak Indonesia, khususnya tim nasional.

Didapuk PSSI sebagai Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia, Simon Tahamata akan segera blusukan ke daerah-daerah guna memantau langsung bakat-bakat muda yang nantinya menjadi kekuatan timna di masa depan.

Ricky Nelson, yang pernah melatih Persipura, sudah bertemu legenda Ajax berusia 69 tahun, mengatakan ada hal lain yang menjadi concern Simon Tahamata dan expert lainnya sudah lebih masuk ke Timnas Indonesia.

"PSSI kan sudah mencoba mendatangkan para expert-lah. Yang menjadi concern kita adalah bagaimana para expert ini berkontribusi lebih di dalam sepak bola usia muda. Tapi tetap mereka pasti mau berkontribusi lebih," kata Ricky Nelson, dalam kanal YouTube Bola.com baru-baru ini.

"Hanya yang perlu dipersiapkan PSSI adalah kompetisinya. Kompetisi di bagian grassroot ini sampai hari ini menurut saya belum ideal. Belum sangat ideal," imbuh Ricky Nelson.


Kuncinya Kompetisi

Lapangan Persebaya saat digunakan untuk pertandingan EPA U-16. (Bola.com/Aditya Wany)

Menurut Ricky Nelson, banyak kabupaten dan provinsi yang belum menyelenggarakan kompetisi usai muda secara rutin.

"Seperti Piala Soeratin, kalau di level elite ada elite pro academy. Kalau paling bawah lagi kita melihat banyak asprov, banyak kabuten dan provinsi yang belum menyelenggarakan kompetisi secara rutin," tukas pelatih kelahirang Kupang.

"Lebih banyak mereka melakukannya lebih turnamen satu minggu dua minggu selesai. Tiga minggu selesai. Sedangkan kita butuh kompetisi yang minimal itu enam bulan. Nah, ini yang menjadi PR karena hampir semua asprov atau provinsi itu belum melakukannya," tandasnya.


Ruang untuk Pemain Muda

Lebih jauh Ricky Nelson mengatakan, pemain-pemain muda membutuhkan lebih banyak menit bermain dan itu hanya bisa didapatkan lewat kompetisi resmi yang panjang.

"Jadi, PR terbesar bagaimana di level bawah ini kompetisinya lebih masif gitu. Lebih banyak gitu. Sehingga seorang pemain itu bisa dalam setahun atau minimal enam bulan dia mungkin bisa bermain 20 kali, 25 kali. Resmi ya. Game resmi. Nah itu bagus," ujar Ricky Nelson.

"Buat pelatih bagus, buat wasit bagus, buat pemain karena sering pemain dia akan bagus dengan sendirinya".

"Menurut saya harus jadi concern kalau memang bisa tahun ini kayak seperti Soeratin, itu dibuat dalam bentuk kompetisi. Jangan turnamen dua minggu selesai. Nah, itu yang jadi masalah," tuntasnya.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini