Posisi saat ini: Rumah Pesan

3 Klub BRI Liga 1 yang Belum Pernah Terdegradasi Sejak Penggabungan Kompetisi 30 Tahun

2025-05-10 13:30:02
4
Liga 1 - Ilustrasi Persija Jakarta, PSM Makassar, Persib Bandung, Rebutan Gelar Liga 1 Musim Depan

Jakarta Sejak penggabungan eks Galatama dan Perserikatan kompetisi sepak bola profesional Indonesia telah berjalan selama 30 tahun. Tahukah Anda, dari 18 kontestan BRI Liga 1 2024/2025 hanya tiga tim yang belum pernah terdegradasi.

Sepanjang tiga dasawarsa itu, dengan sistem promosi degradasi maka ada peserta baru yang keluar masuk kasta tertinggi Tanah Air. Ada yang masuk karena klub tersebut murni berjuang dari tataran terbawah.

Namun dalam perkembangan sekitar lima tahun terakhir akibat efek sepakbola industri ada beberapa klub yang secara instan membeli lisensi dan mengubah nama klub tersebut.

Episode kelabu terjadi di era PSSI dipimpin Djohar Arifin Husin. Karena dualisme kompetisi LPI dan ISL maka muncul klub-klub baru. Bahkan terjadi polemik berkepanjangan atas hak kepemilikan satu klub karena perbedaan pilihan tampil LPI atau ISL.

Setelah karut marut itu berhasil diatasi, kompetisi di Indonesia mulai berjalan di trek yang benar. Persebaya dan Persik pernah dua kali jadi jawara. Arema dan PSIS juga sempat sekali mencicipinya. Namun keempat klub itu pernah mengalami degradasi. Hanya Persib, Persija, dan PSM menjadi klub yang tetap eksis.

Trio inilah yang selama 30 tahun terakhir tak pernah tersentuh degradasi. Yuk kita telusuri kiprah mereka di era sepakbola moderen berorientasi industri saat ini.


1. Persib Sejajar dengan Persipura

Kegembiraan pemain dan suporter Persib Bandung saat mengukuhkan diri menjadi kampiun Indonesia Super League 2014 usai mengalahkan Persipura Jayapura di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, (7/11/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Posisi Persib saat ini sejajar dengan Persipura. Back to back juara musim ini menjadikan Maung Bandung mengumpulkan empat bintang di dada.

Jumlah gelar juara ini sama seperti dimiliki Persipura yang pernah jadi raksasa Nusantara pada musim 2005, 2008/2009, 2010/2011, dan 2013. Namun sayang kini klub berjulukan Mutiara Hitam itu turun di kasta Liga 2.

Tapi siapa menyangka bila pada musim 2003 Persib nyaris degradasi. Problem klasik minimnya keuangan yang berdampak pada belanja pemain membuat Persib sulit bersaing dengan kontestan lainnya.

Jatidiri sebagai klub tradisional jadi kekuatan Persib untuk tetap bertahan hingga kini. Fanatisme suporter yang telah turun menurun sampai generasi sekarang membuat Persib tak hanya jadi kebanggaan warga Bandung, tapi telah meluas ke wilayah provinsi Jawa Barat.


2. Rivalitas Bikin Persija Membara

Persija Jakarta - Ilustrasi Logo Persija Jakarta 2024

Rivalitas mendarah daging dengan Persib membuat Persija tetap membara. Dampak positifnya, Macan Kemayoran tak mau kalah dengan Maung Bandung. Padahal Persija sempat nyaris terpecah di era LPI dan ISL.

Jakmania jadi kekuatan Persija terus bersaing dengan Persib. Label sebagai klub Ibukota jadi gengsi besar bagi Persija. Koleksi gelar Persija itu masih dua bintang, kalah dua butir dari Persib. Ketertinggalan ini yang bakal jadi semangat Persija untuk mengejarnya di kompetisi mendatang.

Namun dengan syarat. Finansial Persija harus lebih sehat agar mampu menandingi rival abadinya, Persib. Alasan keuangan ini pula, konon, jadi penghambat terbesar Persija berprestasi pada musim ini.


3. PSM Sang Perkasa dari Luar Jawa

Liga 1 - Ilustrasi Logo PSM Makassar BRI Liga 1

Sejak era Perserikatan nama PSM tak pernah lekang oleh waktu. Selain Persipura dan PSMS di masa lalu, PSM adalah kekuatan klub tradisional dari luar Pulau Jawa.

Tokoh-tokoh asal Makassar seperti Nurdin Halid dan almarhum Andi Darussalam Tabussala pun pernah duduk di pucuk pimpinan Federasi Sepakbola Indonesia. Tapi keberadaan mereka tak begitu banyak mempengaruhi prestasi Juku Eja.

Seperti Persija, PSM juga sudah dua kali menggenggam trofi juara. Seperti Persija pula, faktor finansial jadi kendala meraih prestasi. Namun laiknya Persib dan Persija, PSM pun tak pernah turun kasta.

Kendati dihantam berbagai masalah internal, PSM masih bisa berbangga karena berhasil mengharumkan nama Indonesia di pentas ASEAN Club Championship hingga babak semifinal musim ini.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini