Jakarta - Tiga klub promosi yang menjadi pendatang baru di kompetisi Liga 1 musim 2025/2026 layak dinantikan kiprahnya. Persiapan yang matang dibutuhkan agar mereka tak kelimpungan bersaing di kasta tertinggi.
Tiga tiket promosi telah didapatkan PSIM Yogyakarta, Bhayangkara FC, dan Persijap Jepara. Ketiganya bakal menggantikan PSS Sleman, Barito Putera, serta PSIS Semarang yang telah terdegradasi dari Liga 1 2024/2025.
Ada banyak hal yang mesti dipersiapkan para tim promosi ini, mengingat persyaratan yang mesti dipenuhi bakal semakin rumit, mulai dari verifikasi stadion yang bakal digunakan sebagai kandang hingga mempersiapkan tim Elite Pro Academy (EPA).
Selain itu, perburuan pemain yang bisa menjadi amunisi untuk bersaing di kasta tertinggi musim 2025/2026 juga bakal menentukan nasib mereka di tangga klasemen akhir. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Persib Bandung resmi juara dan konvoi dari Balai Kota ke Gedung Sate! Yang bikin heboh, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ikut kovoi rombongan Persib Bandung!
PSIM Yogyakarta

PSIM Yogyakarta bakal menjadi salah satu kontestan yang paling ditunggu di kasta tertinggi musim depan. Sebab, klub legendaris asal Bumi Mataram ini berhasil promosi dengan status sebagai jawara Pegadaian Liga 2 2024/2025.
Hadirnya PSIM tentu bakal menjadi warna baru di kasta tertinggi mengingat salah satu klub pendiri PSSI ini terakhir kali berkompetisi d kasta tertinggi pada 2007. Setelah 18 tahun menanti, mereka akhirnya mencicipi atmosfer Liga 1.
Salah satu langkah positif yang ditunjukkan PSIM jelang tampil di kasta tertinggi musim 2025/2026 ialah keberhasilannya mengantongi Lisensi Klub Profesional. Ini menjadi modal awal yang baik untuk memenuhi kriteria klub yang layak.
Meskipun demikian, sejauh ini belum ada pergerakan apa pun yang diperlihatkan Laskar Mataram untuk membangun skuad. Sosok pelatih kepala yang bakal ditunjuk menakhodai mereka juga belum diumumkan.
Jika bisa mempertahankan mayoritas pemain andalannya, termasuk sang top scorer, Rafinha, bukan tidak mungkin Laskar Mataram bisa bersaing di papan tengah. Itu sudah menjadi pencapaian yang baik untuk tim promosi.
Bhayangkara FC

Berbekal mayoritas pemain yang kualitasnya masih mumpuni untuk bersaing di kasta tertinggi, Bhayangkara FC tak melewati ujian yang sulit untuk kembali memperoleh tiket promosi pada musim 2024/2025 ini.
Tim beralias The Guardian ini menjadi salah satu klub dengan skuad yang paling mewah saat mengarungi Pegadaian Liga 2 2024/2025. Dengan kekuatan semacam itu, mereka sukses merebut status runner-up untuk kembali ke kasta tertinggi.
Dengan mayoritas pemain yang memperkuat mereka musim lalu, ditambah beberapa amunisi asing untuk melengkapi kuota, tim milik Korps Kepolisian ini diyakini bisa bersaing dengan kompetitornya musim depan.
Sejauh ini, beberapa pemain seperti Muhammad Ferarri, Firza Andika, hingga Septian David Maulana dikabarkan bakal bergabung dengan mereka. Ini tentu bisa menambah kekuatan Bhayangkara FC di Liga 1.
Yang menarik, kini The Guardian memilih untuk berpindah kandang. Bhayangkara FC bakal mengarungi musim 2025/2026 di Lampung. Mereka tampaknya bisa bersaing di papan tengah jika mendapatkan amunisi asing yang oke.
Persijap Jepara

Sama seperti PSIM Yogyakarta, Persijap Jepara telah mengalami penantian yang panjang untuk bisa kembali mencicipi derasnya persaingan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Pada musim lalu, mereka lolos karena merebut peringkat ketiga.
Sebagai informasi, tim beralias Laskar Kalinyamat ini sudah cukup lama tak bisa promosi. Sebab, terakhir kali mereka bermain di kasta tertinggi ialah ketika tampil di ajang Indonesian Super League alias ISL 2014.
Sejumlah ancang-ancang juga telah dilakukan Persijap untuk bisa bersaing musim depan. Yang pertama ialah menunjuk Rudy Eka Priyambada sebagai Direktur Teknik. Mereka juga telah mulai melakukan seleksi untuk menyiapkan tim Elite Pro Academy (EPA).
Laskar Kalinyamat tentu harus menyadari jika biaya yang dibutuhkan untuk operasional semusim penuh di kasta tertinggi bakal lebih besar ketimbang saat mereka beberapa musim ini di kasta kedua.
Oleh karena itu, mereka mesti bersiap-siap agar tak numpang lewat. Jika mampu mendapatkan amunisi yang tangguh untuk bersaing, nasibnya tentu aman. Kalau tidak, mereka malah bisa terseok-seok di papan bawah.
{{ comment.content }}