Bola.com, Jakarta Perjuangan klub-klub peserta BRI Liga 1 2024/2025 yang kini tengah berjuang lolos dari ancaman degradasi semakin berat. Berbagai drama turut mengiringi langkah mereka demi bertahan di kasta tertinggi.
Sejauh ini, masih ada Semen Padang, PSIS Semarang, dan PSS Sleman yang beredar di peringkat ketiga terbawah. Sementara itu, tim-tim seperti Barito Putera, Madura United, Persis Solo, serta Persik Kediri, juga masih belum bisa dipastikan aman.
Hanya saja, khusus tiga tim yang kini beredar di zona merah, perjuangannya untuk bertahan memang terhitung lebih berat. Rentetan performa buruk masih belum bisa diakhiri hingga kompetisi menyisakan empat pekan lagi.
Menariknya, langkah mereka untuk menuntaskan sisa musim ini sempat diwarnai dengan berbagai drama yang menggegerkan. Ini menjadi bumbu-bumbu yang mengiringi sisa kompetisi musim ini.
Drama PSIS Semarang

Perjuangan PSIS Semarang untuk bisa menyelamatkan nasibnya dari ancaman degradasi memang amat berat. Berbagai permasalahan terus menerus menerjang Mahesa Jenar pada putaran kedua BRI Liga 1 2024/2025.
Saat konflik antara manajemen dan kelompok suporternya belum surut, PSIS Semarang harus kembali ditodong permasalahan baru. Dua pemain asingnya, Evandro Brandao dan Roger Bonet, memutuskan angkat kaki di tengah perjalanan.
Keduanya mengaku mengalami persoalan pembayaran gaji dengan pihak manajemen. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengakhiri kerja sama kontrak lebih cepat di tengah situasi buruk yang menimpa PSIS.
Tanpa dua amunisinya itu, Mahesa Jenar semakin berat mengakhiri tren tanpa kemenangannya di BRI Liga 1 2024/2025. Mereka sejauh ini sudah melewati 10 pertandingan terakhir tanpa meraup poin penuh.
Yang terbaru, posisi PSIS melorot ke peringkat ke-17 seusai digusur Semen Padang yang menang pada pekan ke-30. Mahesa Jenar baru mengumpulkan 25 poin dari 30 pertandingan. Dari hitung-hitungan Gilbert, peluang untuk bisa bertahan di kasta tertinggi tetap ada.
“Soal peluang lolos dari degradasi, kami sebetulnya masih punya peluang. Sebab, jika mengacu hitung-hitungan matematis, kami masih bisa bertahan di kompetisi kasta tertinggi,” kata Gilbert Agius soal kans anak asuhnya.
Gonjang-ganjing Semen Padang

Kesuksesan Semen Padang mengukir dua kemenangan beruntun masih belum mengeluarkan mereka dari zona merah. Skuad Kabau Sirah secara mengejutkan mampu menumbangkan PSIS Semarang (3-2) dan Persija Jakarta (2-0).
Di tengah situasi ini, Kabau Sirah sempat digegerkan dengan keluhan mantan pemain asingnya, Charlie Scott, yang mengaku belum menerima kompensasi pemutusan kontrak pada pertengahan musim ini.
Setelah itu, penasihat klub Semen Padang, Andre Rosiade, juga sempat membuat gaduh saat menyambangi kantor PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersama CEO PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Win Bernadino.
Dalam kunjungannya itu, manajemen Semen Padang mengadu pada operator liga seusai merasa dicurangi wasit. Mereka merasa wasit dan wasit VAR mengambil keputusan yang merugikan skuad asuhan Eduardo Almeida itu saat melawan PSIS Semarang.
Protes tersebut juga diiringi permohonan Semen Padang agar PT LIB mempertimbangkan penggunaan wasit asing dalam sisa kompetisi BRI Liga 1 2024/2025 ini agar berjalan fair dan sesuai aturan.
“Harapan kami, ada enam klub yang nasibnya dalam lima pertandingan ini hidup dan mati. Kami berharap PT LIB bisa mengirimkan wasit asing, baik untuk wasit dan wasit VAR,” kata Andre Rosiade di Kantor PT LIB.
PSS Sleman Babak Belur

PSS Sleman sampai saat ini masih belum juga memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan. Tim berjuluk Elang Jawa itu semakin babak belur seusai pada laga terakhir dibantai Persib Bandung tiga gol tanpa balas.
Hasil ini semakin melanjutkan tren negatif PSS Sleman yang meraih empat kekalahan beruntun di BRI Liga 1 2024/2025. Hasilnya, posisi mereka semakin terdesak di dasar klasemen dengan koleksi 22 poin dari 30 laga.
Sulit bagi anak asuh Pieter Huistra untuk bisa menyelamatkan nasibnya di kasta tertinggi. Jika melihat empat laga tersisa, Laskar Sembada bakal bersua PSM Makassar (pekan ke-31), PSIS Semarang (pekan ke-32), Persija Jakarta (pekan ke-33), serta Madura United (pekan ke-34).
Secara matematis, PSS memang masih punya kans untuk lolos dari ancaman degradasi jika mampu menuntaskan empat laga tersisa ini dengan hasil positif. Apalagi, dua laga di antaranya menghadapi tim sesama pejuang di zona merah, yakni PSIS dan Madura United.
Adapun duel melawan PSM dan Persija digelar di kandangnya sendiri. Dengan demikian, anak asuh Fachruddin Aryanto dan kolega bisa memiliki kans yang lebih besar untuk meraup hasil positif.
"Saya tidak pernah menargetkan menang lawan tim ini tim itu. Saya hanya menargetkan sembilan poin di sisa laga tersebut. Kita harus menang tiga pertandingan, kita punya peluang dan kita harus menang," kata Huistra.
{{ comment.content }}