Posisi saat ini: Rumah Pesan

Cerita "Mamak" Zein Alhadad Jadi One Man Club Bersama Niac Mitra

2025-05-01 18:30:02
2
Pelatih Persija Jakarta, Zein Al Hadad. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jakarta - Muhammad Zein Alhadad dikenal karena membela satu klub sepanjang kariernya yakni Niac Mitra. Sosok berdarah Arab itu menjadi ikon bagi tim asal Surabaya tersebut.

Zein Alhadad merupakan salah satu pemain terbaik yang dimiliki Niac Mitra saat itu. Namanya melegenda karena kesetiannya membela klub kebanggaan Torsedor tersebut dari berdiri hingga bubar.

Nama Niac Mitra tentu tidak asing bagi publik sepak bola Indonesia di era Liga Sepak Bola Utama alias Galatama atau medio 1980-an. Sebuah klub besar yang menorehkan prestasi gemilang selama satu dasawarsa.

Tim yang dimiliki Agustinus Wenas, seorang pengusaha bioskop itu begitu disegani pada masanya. Niac Mitra menjadi klub tersukses di kompetisi Galatama dengan torehan tiga kali juara serta sekali runner-up.

Selain kompetisi domestik, Niac Mitra juga pernah merengkuh gelar juara Aga Khan Gold Cup 1979 di Bangladesh, yang menjadi cikal bakal Liga Champions Asia saat ini.

 


Cerita "Mamak" Zein Alhadad

Belum lama ini, Mamak bercerita panjang lebar di kanal YouTube Bicara Bola milik Akmal Marhali. Dalam perbincangan tersebut pria yang akrab disapa Mamak itu mengenang mengenai perjalanan kariernya bersama Niac Mitra.

Karena loyalitasnya bersama Niac Mitra, Mamak pun mendapat predikat one man club, layaknya Paolo Maldini di AC Milan, Italia.

"Saya milih Niac Mitra karena salah satu klub profesional terbaik di Indonesia saat itu. Niac Mitra sudah Galatama, profesional," ujar Mamak mengenang masa lalunya.

"Kedua, saya adalah Arek Suroboyo, anak Surabaya. Daripada saya jauh-jauh, ada klub di kota saya dan klub ini klub bagus. Buktinya apa? Juara tiga kali ya. Bahkan empat kali, yang satu tak bermahkota," sambungnya.

 


Alasan Tidak Gabung Persebaya

Jauh sebelum Niac Mitra, Kota Pahlawan sudah memiliki klub sepak bola ikonik dan bersejarah yang eksis hingga sekarang. Klub tersebut yaitu Persebaya Surabaya yang didirikan pada 1927.

Meskipun demikian, Mamak tak terpikirkan untuk gabung dengan Bajul Ijo, julukan Persebaya. Pria berusia 63 tahun itu lantas membeberkan awal mula jadi bagian dari Niac Mitra.

"Pada saat itu tahun 1980, 1982 ada yang namanya Galatama dan perserikatan. Saat itu, kata almarhum Acub Zaenal, Galatama adalah universitasnya sepak bola," katanya.

"Nah, kebetulan saya dari Mitra Muda, Mitra amatir, saya tahun 1979 ditarik ke Galatama Niac Mitra. Setelah Piala Soeratin 1980, saya langsung ke Niac Mitra sampai bubar tahun 1990."

"Niac Mitra lahir tahun 1979, saya 1977 sudah di Mitra muda, cikal bakalnya Niac Mitra. Jadi Niac Mitra belum ada, Muhammad Zein Alhadad sudah ada di klub namanya Mitra. Klub yang ikut kompetisi di Persebaya, klub amatir," lanjut Mamak.

 


Tak Ada Rivalitas

Pelatih Persija Jakarta, Muhammad Zein Alhadad, memimpin latihan jelang laga TSC 2016 melawan Persela Lamongan di Lapangan Villa 2000, Tanggerang Selatan, Banten, Selasa (13/9/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Ketika itu, Persebaya bermain di perserikatan atau amatir, sedangkan Niac Mitra di Galatama. Mamak mengatakan, tak ada rivalitas antara kedua klub tersebut meski berada di kota yang sama.

"Waktu itu Persebaya perserikatan. Saya kebetulan dari Mitra Muda, naik ke Galatama dan dulu enggak ada, artinya permusuhan Niac Mitra dan Persebaya enggak ada, sama-sama jalan," sebutnya.

Saat jadi pemain, Mamak adalah salah satu pemain depan andalan Niac Mitra. Dia menunjukkan ketajamannya sebagai seorang striker tajam ketika menjadi top scorer Galatama 1987-1988.

"Saya dulu memang main di striker. Tapi sempat ada diskusi, 'oh Mamak ini cocoknya di gelandang serang'. Akhirnya saya di striker tapi jangan lupa, ketika lawan China di Thailand waktu Galatama Selection, justru setelah lawan Oman saya main cetak dua gol, lawan China digeser di sayap kiri dan cetak gol juga," pungkasnya.


Yuk Lihat Peta Persaingan

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini