Posisi saat ini: Rumah Pesan

Legenda Hidup Niac Mitra Bicara soal Kiprah Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2024 / 2025

2025-04-30 23:30:02
10
Sosok pelatih senior Muhammad Zein Alhadad.(Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jakarta - Persib Bandung tinggal selangkah lagi menjadi kampiun BRI Liga 1 2024/2025. Tim besutan Bojan Hodak itu hanya membutuhkan sekali kemenangan untuk meraih back to back juara.

Saat ini, Persib memuncaki klasemen sementara dengan torehan 64 angka. Maung Bandung unggul 11 poin dari duo rival terdekat yakni Dewa United dan Dewa United yang menempati posisi kedua serta ketiga.

Kompetisi musim ini ditargetkan rampung pada 25 Mei mendatang. Dengan menyisakan empat pertandingan, rasanya cukup sulit buat Dewa United dan Persebaya untuk mengejar perolehan poin milik Persib.

Di sisi lain, Dewa United maupun Persebaya sama-sama mengumpulkan 53 angka. Namun, Bajul Ijo kalah head to head setelah dalam dua pertemuan sebelumnya gagal menjinakkan Banten Warriors. Pada perjumpaan pertama mereka bermain imbang 0-0 dan kalah 0-2.

Legenda sepak bola Surabaya sekaligus mantan pemain Niac Mitra, Muhammad Zein Alhadad memberikan komentar mengenai kiprah Persebaya di BRI Liga 1 musim ini. Sebagai Arek Suroboyo, sosok yang familiar disapa Mamak itu berharap Bajul Ijo menjadi juara musim ini.

 


Syarat Klub Jadi Juara

Hal itu disampaikan Zein Alhadad saat berbincang dengan Akmal Marhali dalam channel YouTube Bicara Bola. Sebagai informasi, wawancara tersebut dilakukan ketika BRI Liga 1 baru memasuki pekan ke-28 atau sekitar pertengahan April lalu.

"Persebaya itu sebetulnya beruntung ya punya suporter yang sangat cinta dan fanatis. Mereka itu kelihatannya rindu dengan juara. Saya berharap dan berdoa semoga tahun ini Persebaya bisa juara walaupun harus bersaing dengan Persib dan tim lain," ujar Zein Alhadad.

"Ingat kalau mau juara ada syarat-syarat klub itu menjadi juara. Pertama, harus punya manajemen yang bagus. Kemudian punya head coach yang bagus. Lalu, materi pemain yang bagus."

"Dan punya fasilitas latihan yang bagus. Ini dulu ada di Niac Mitra. Niac Mitra dulu punya lapangan sendiri kalau hujan enggak bisa ke lapangan besar, kita ke lapangan kecil. Kalau mau juara harus seperti itu," sambungnya.

 


Kaget Telan 4 Kekalahan Beruntun

Lebih jauh, mantan pelatih Persija Jakarta itu cukup menyayangkan inkonsistensi performa yang ditunjukkan Bajul Ijo. Bahkan, klub kesayangan Bonek tersebut pernah melewati empat pertandingan beruntun tanpa menang.

Situasi itu terjadi pada pekan ke-17 hingga 20 BRI Liga 1. Bajul Ijo tumbang 0-2 dari Bali United. Kemudian dihajar PSS Sleman (1-3), Malut United (0-2) dan Barito Putera (0-3).

"Justru saya kaget karena Persebaya kalah empat kali berturut-turut yang terakhir itu. Itu saya benar-benar kaget. Padahal kalau waktu itu artinya tidak terjadi, bukan tidak mungkin peluang juara atau bisa mendekati pesaing untuk juara," katanya.

"Kalau untuk doa ya tentu saya ingin Persebaya juara. Tapi realitas itu yang paling berpeluang sekarang ini Persib sama Dewa United. Kalau dia stabil, tidak ada hal-hal yang diluar dugaan, maka kedua tim ini berpeluang," lanjut Zein Alhadad.

 


Faktor yang Membuat Persebaya Loyo

Duel dua tim musafir, Persebaya Surabaya dan Arema FC dalam laga lanjutan pekan ke-33 BRI Liga 1 2022/2023 yang berlangsung di Stadion PTIK, Jakarta, Selasa (11/4/2023) malam berlangsung dramatis. Tuan rumah Persebaya mampu menang 1-0 lewat gol tunggal Muhammad Iqbal pada menit ke-79 lewat sundulan kepala. Arema FC berpeluang memaksakan hasil imbang saat mendapat hadiah penalti pada menit terakhir masa injury time babak kedua. Kiper Persebaya, Ernando Ari Sutaryadi menjadi pahlawan Bajul Ijo dengan menepis eksekusi penalti yang dilakukan Rizki Dwi Febrianto. Hasil ini membawa Persebaya naik ke posisi 7 dengan mengemas 49 poin, sementara Arema FC tertahan di posisi 11 dengan 42 poin. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurut pelatih berusia 63 tahun itu ada beberapa faktor yang membuat penampilan tim bisa merosot. Dalam hal ini seperti yang dialami Persebaya. Awal musim ini mereka memulai start dengan bagitu bagus, namun loyo ditengah jalan.

"Kalau itu saya tidak bisa pastikan tapi minimal pasti ada perubahan. Satu mungkin terlalu puas, sudah merasa hebat. Akhirnya kurang disiplin latihannya kurang atau bagaimana. Yang kedua mungkin ya ada pemain yang cedera atau apa," paparnya.

"Itu hal-hal yang bisa memengaruhi sebuah tim yang tadinya bagus menjadi tidak bagus. Mungkin beberapa pemainnya cedera, mungkin karena merasa sudah bagus akhirnya lengah. Kurang disiplin dalam latihan dan sebagainya," imbuh Zein Alhadad.


Yuk Lihat Peta Persaingan

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini