Solo - Pelatih Persis Solo, Ong Kim Swee, mengungkapkan kesannya setelah lebih dari separuh musim berkarier di Indonesia. Dari pengalamannya itu, dia mulai mempelajari perbedaan kompetisi di Indonesia dengan Malaysia.
Bagi Ong Kim Swee, yang berhasil menyelamatkan Persis Solo dari ancaman degradasi di BRI Liga 1 2024/2025, perbedaan jumlah peserta antara kompetisi di Indonesia dan Malaysia menyajikan tantangan tersendiri.
Sebagai informasi, musim lalu Liga Super Malaysia 2024/2025 melibatkan 13 kontestan. Sementara itu, di Liga 1, secara konsisten diikuti sebanyak 18 klub sejak format ini pertama kali digelar pada 2017.
“Ada sejumlah perbedaan dari Liga Super Malaysia dengan Liga 1 Indonesia. Kalau di Malaysia, hanya melibatkan 13 hingga 14 peserta. Sedangkan di sini kita memiliki 18 tim yang berpartisipasi,” ujar Ong Kim Swee.
Konsistensi Diuji

Implikasi dari perbedaan jumlah partisipasi ini tentu adalah jumlah pertandingan yang harus dilewati. Dengan lebih banyak peserta, klub-klub di Indonesia harus bermain sebanyak 34 kali dengan format double round robin.
Menurut Ong Kim Swee, dengan makin banyaknya jumlah laga, konsistensi setiap peserta bakal diuji. Menurutnya, konsistensi inilah yang menjadi tantangan terbesar setiap tim untuk bisa bersaing sepanjang musim.
“Dengan tim yang lebih banyak, tentu jumlah pertandingan yang harus dilewati juga lebih banyak. Jika bermain dengan begitu banyak laga, kita tentu harus bisa menjaga konsistensi,” ujar Ong Kim Swee.
“Jika kita ingin menjadi sebuah pasukan yang kuat, konsistensi inilah kunci utamanya. Dan tentu kita harus bisa bersaing dengan semua tim, tidak hanya yang di papan atas, tetapi juga papan bawah,” imbuhnya.
Bisa Saling Bersaing
Selain itu, kualitas kompetitif di antara masing-masing kontestan juga jadi catatan tersendiri. Juru taktik berusia 54 tahun itu mengakui, tim papan atas di BRI Liga 1 belum tentu bisa menang mudah melawan tim papan bawah.
“Namun, kalau melihat dari segi kualitas antartim di Malaysia dan Indonesia, bedanya adalah di Indonesia setiap tim yang walaupun berada di papan atas maupun terbawah mampu bersaing antara satu sama lain,” ucap dia.
Oleh sebab itu, selain konsistensi, dibutuhkan kebugaran yang terus terjaga selama mengarungi musim. Sebab, jadwal pertandingan yang dalam periode tertentu digelar dalam rentang yang pendek juga bisa menjadi ujian.
“Jadi, ini membutuhkan sebuah tim yang cukup konsisten untuk mencapai kejayaan. Dan juga mereka harus tetap menjaga kebugaran karena menghadapi pertandingan setiap minggu atau selang empat-lima hari,” lanjutnya.
Perubahan Signifikan
Sepanjang putaran kedua, Laskar Sambernyawa di bawah asuhan Ong Kim Swee memang mengalami perkembangan yang pesat. Sebab, dari 17 laga di paruh kedua ini, Sho Yamamoto dan kawan-kawan sukses mengoleksi total 26 poin.
Jumlah ini mengalami lonjakan yang signifikan jika dibandingkan dengan pencapaian tim asal Kota Bengawan itu pada putaran pertama yang hanya bisa menghasilkan 10 poin saja dari total 17 pertandingan.
{{ comment.content }}