Bandung - Nama besar Persib Bandung sudah menggaung sejak kompetisi era perserikatan. Dari tahun ke tahun keberadaan Persib semakin bersinar, apalagi tim berjulukan Maung Bandung ini meraih juara pada musim 1993/1994.
Seiring berjalannya waktu, pihak operator Liga Indonesia pun meminta setiap klub berbadan hukum dan dilarang mendapat kucuran dana dari APBD sebagai syarat tim profesional.
Tak berselang lama, PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) pun berdiri, tepatnya pada 22 Juli 2009 dengan tujuan untuk mengelola Persib secara profesional dan modern.
Ini merupakan langkah penting dalam upaya modernisasi dan profesionalisasi klub sepak bola di Tanah Air.
Di bawah jajaran komisaris PT PBB, Glenn Sugita, Umuh Muchtar, dan Zaenuri Hasyim, tim berjulukan Maung Bandung ini memiliki kantor yang berdiri tegak empat lantai di kawasan Jalan Sulanjana 17 A, Kota Bandung bernama “Graha Persib”.
Kabarnya, gedung tersebut dibeli dari seorang pengusaha Kota Bandung oleh Glenn Sugita senilai Rp 12-14 Miliar.
Setelah memiliki gedung sendiri, Persib di bawah naungan PBB pun merancang bisnis plan untuk pemasukan klub, selain dari sponsor.
Bisnis Persib Saat Ini

Dengan memiliki jutaan fans, PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) pun membuat Store Persib yang menyediakan Jersey dan beragam merchandise berbau Persib di lantai 2 dan Kopi Dapur 1933 di lantai 1 Graha Persib.
Ekspansi Persib Store tidak hanya di Graha Persib saja, namun terus berkembang dengan mendirikan beberapa cabang di berbagai mall dan berbagai daerah seperti Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi, dan Cianjur.
Bahkan perluasan Persib Store ini ditargetkan bisa menjangkau berbagai daerah di Jawa Barat. Terdekat, Persib Store cabang pun akan berdiri di Cirebon, Garut, Tasikmalaya, dan Bogor.
Konon, pendapatan Persib Store dalam satu hari bisa mencapai ratusan juta rupiah, terlebih lagi disaat pertandingan Persib, dimana setiap Bobotoh yang membeli jersey secara otomatis akan mendapat tiket pertandingan secara cuma-cuma.
Tak hanya itu, dengan dukungan jutaan Bobotoh, Persib pun membuat program “Planet Persib”, MemberSib biru dan MemberSib putih untuk menggaet pundi-pundi uang.
Program tersebut cukup disambut para Bobotoh walaupun belum mencapai target. Belum jelas berapa uang yang didapat Persib lewat program-program tersebut.
Bahkan, cafe Kopi Dapur 1933 yang bisa menampung 150 orang itu kerap menggelar nonton bareng pertandingan Persib dengan tiket masuk Rp 50 ribu, terutama saat laga away.
Sudah Tercetus Sejak 2017

Dengan rancangan bisnis yang dibangun Persib selama ini membuat para jajaran komisaris PT PBB ingin melangkah lebih jauh yakni mencari dana segar melalui pasar modal dengan skema penawaran umum saham perdana atau IPO (Initial Public Offering).
Bahkan rencana Persib IPO ini sudah tercetus pada tahun 2017 lalu, namun disaat masih dalam pembahasan, badai Covid melanda Tanah Air, tepatnya pada tahun 2019 dan berdampak besar bagi setiap klub.
Langkah Persib untuk melantai di Bursa Efek Indonesia, kembali tercetus secara langsung dari CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Glenn Timothy Sugita usai laga pamungkas BRI Liga 1 2024/2025 lawan Persis Solo di Stadion GBLA, Kota Bandung, Sabtu (24/5/2025).
Glenn Sugita menegaskan bahwa Persib akan melantai di Bursa Efek pada awal tahun 2026 nanti. Belum jelas berapa saham yang akan dilempar ke publik.
Namun, yang pasti Glenn menegaskan bahwa jika Persib sudah IPO para Bobotoh pun bisa memiliki saham.
{{ comment.content }}