Malang - Arema FC kehilangan momentum untuk bersaing di papan atas BRI Liga 1. Penyebabnya, mereka gagal menang dalam tiga laga beruntun. Kalah dari Persita Tangerang dan Madura United. Lalu ditahan Persebaya Surabaya.
Padahal, jika memenangi tiga laga tersebut, tim berjuluk Singo Edan ini bisa menempati urutan keempat. Namun, lantaran hanya mendapat satu poin dalam tiga pertandingan, Arema tertahan di urutan ke-10.
Pelatih Arema, Ze Gomes, mengaku timnya kurang beruntung karena setiap pertandingan, banyak peluang yang gagal menjadi gol. Hal ini berarti, dari segi permainan sudah sesuai skenario.
Namun, Singo Edan tidak bisa memaksimalkannya.
"Ada evaluasi yang harus kami lakukan. Masih ada pertandingan ke depan. Kami yakin semua ingin kembali ke trend positif," katanya.
Sebenarnya, pada pekan 27, Arema berada di urutan keenam. Selangkah lagi mereka bisa memenuhi target dari manajemen, yakni menembus lima besar klasemen. Tetapi, setelah itu Singo Edan kehilangan tren positif.
Berikut tiga faktor yang membuat Arema kehilangan momentum ke papan atas:
Berita Video, Fadillah Arbi dan Adenanta Putra sukses juarai ARRC Buriram 2025 pada Sabtu (26/4/2025)
Libur Terlalu Lama

Arema FC kehilangan tren positif setelah kompetisi terjeda. Seperti diketahui, Liga 1 libur satu bulan karena momen FIFA Matchday dan Idulfitri bersamaan, dan Arema mendapatkan jeda paling lama lantaran pertandingan terdekat setelah libur mengalami penundaan, yakni saat melawan Madura United.
Seharusnya laga melawan Madura United digelar pada 13 April, tetapi mundur menjadi 24 April.
Hal ini yang membuat pemain Arema kehilangan atmosfer pertandingan. Ze Gomes sudah berupaya menjaga sentuhan pemainnya dengan internal game di Stadion Kanjuruhan.
Namun, itu tidak cukup karena atmosfernya berbeda, sedangkan tim lain tetap menjalani pertandingan Liga 1 termasuk calon lawan Arema, Madura United, yang aktif bermain di AFC Challenge League.
Itulah mengapa Arema seperti butuh waktu lagi untuk menemukan tren positif. Hal seperti ini bukan kali pertama dirasakan Arema. Musim ini mereka sering kehilangan poin setelah jeda kompetisi karena FIFA Matchday.
Padahal, mereka bisa latihan dengan skuad lengkap karena tidak ada pemain yang dipanggil membela Timnas Indonesia.
Lini Depan Kehilangan Sentuhan Akhir

Jika melihat jumlah gol Arema dalam tiga pertandingan terakhir, sekilas masih normal. Mereka mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan. Namun, jika melihat statistiknya, Arema terlalu banyak membuang peluang.
Dari statistik lapang, Arema membuat lebih dari 10 tembakan dalam tiga pertandingan terakhir.
Lini depan jadi sorotan atas hal itu. Dalberto Luan yang jadi pemain tersubur membuang banyak peluang emas ketika melawan Madura United. Begitu juga dengan Charles Lokolingoy yang memiliki banyak kesempatan saat melawan Persebaya Surabaya.
Padahal, dua striker itu menyumbang gol paling banyak untuk Arema. Kolaborasi keduanya juga sering membuat lini belakang lawan kerepotan. Hanya, mereka kehilangan sentuhan akhir.
Skuad Tak Komplet

Arema tidak tampil dengan komposisi terbaiknya dalam tiga pertandingan, terutama pemain asing. Mereka bergantian absen, seperti bek Thales Lira yang absen dua pertandingan karena sanksi kartu merah.
Sedangkan Pablo Oliveira absen saat melawan Madura United. Ditambah lagi dengan Wiliam Marcilio persoalan internal dengan manajemen dan pelatih tidak kunjung usai.
Saat melawan Persebaya, sebenarnya kekuatan Arema lebih lengkap. Tetapi, di tengah permainan mereka kehilangan Pablo Oliveira karena cedera. Apesnya, Julian Guevara yang posisinya diubah dari gelandang menjadi stoper melakukan pelanggaran berbuah penalti untuk Persebaya.
Hal ini tentu membuat Ze Gomes harus memutar otak. Namun, dia juga tidak berani mengambil risiko dengan menurunkan pemain muda yang belum dapat kesempatan musim ini, seperti Brandon Scheunemann dan Aswin.
Padahal, manajemen berharap dua pemain itu dapat kesempatan agar bisa dievaluasi performanya saat akhir musim.
{{ comment.content }}