Posisi saat ini: Rumah Pesan

PSIS di Ambang Degradasi dari BRI Liga 1: Bagai Keledai yang 2 Kali Terperosok karena Masalah Klasik

2025-04-30 17:30:02
5
PSIS Semarang. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Kediri - PSIS Semarang babak belur di BRI Liga 1 2024/2025. Mahesa Jenar pun terancam degradasi dari kasta tertinggi. Mungkinkah klub asal Semarang ini bisa selamat atau justru mengalami kiamat?

Sinyal keterpurukan PSIS Semarang sudah tampak ketika membangun tim pada awal musim. Belanja pemain asing di bursa transfer jadi biang keladinya. Legiuner asing yang diimpor gagal beraksi karena dihantam cedera.

Sebenarnya PSIS memiliki pemain lokal yang mampu bersaing dengan kontestan lainnya. Namun, dalam perjalanan kompetisi yang sangat kejam, mereka seolah mati kutu menghadapi lawan yang lebih kuat.

Pemberian bonus ratusan juta yang dipublikasikan sang CEO Yoyok Sukawi di medsos usai PSIS meraih kemenangan seakan tim ini baik-baik saja. Padahal sejatinya klub ini sedang dibelit masalah finansial.


Loyalitas Bisa Tergerus

Para pemain PSIS Semarang merayakan kemenangan pentingnya pada laga Derbi Jawa Tengah melawan Persis Solo dalam duel yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (17/8/2024). (Bola.com/ Radifa Arsa)

Aib klasik ini mulai terbongkar saat RUPS. Yoyok Sukawi dengan jujur mengungkapkan PSIS mengalami kerugian hingga puluhan miliar rupiah. Kendati begitu, dengan loyalitas tinggi yang ada dalam dada, Septian David Maulana dkk. tetap berjuang spartan dan militan.

Namun kesetiaan ini pelan-pelan tergerus waktu, karena tim-tim lain pun tak ingin terlempar dari persaingan kasta teratas Indonesia. Kabar terburuknya, PSIS terlalu lambat memutus kerja sama dengan pelatih Gilbert Agius yang gagal menyelamatkan tim.

Dengan sisa empat laga tanpa pelatih kepala, PSIS masih yakin bisa selamat dari degradasi. Kita tunggu hasil akhirnya, PSSI benar-benar selamat atau justru mengalami kiamat.


Pernah Alami Hal yang Sama

PSIS Semarang - Ilustrasi Logo PSIS Semarang 2024

Jika waktu diputar lagi pada 2000 dan 2009, seharusnya PSIS belajar dari dua kegagalan itu. PSIS sangat perkasa kala menjuarai Liga Indonesia edisi 1998/1999. Namun, tahun berikutnya mereka langsung terdegradasi ke Divisi Satu.

Pada pentas ISL musim 2008/2009, PSIS tertimpa durian runtuh menggantikan Persmin Minahasa dan Persiter Ternate yang tak lolos verifikasi tampil di ISL. Namun, faktanya dengan materi pemain muda dengan nilai kontrak murah meriah gagal menyelamatkan diri dari degradasi.

Ketika dua kali terdegradasi itu, PSIS yang tak punya dana besar memaksakan diri ambil bagian di kompetisi tertinggi. Tampaknya masalah klasik belitan faktor keuangan itu terulang lagi musim ini.


Persaingan di BRI Liga 1

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini