Kediri - Tampaknya sepak bola Indonesia butuh siklus hampir dua dasawarsa untuk melahirkan bakat luar biasa berkaki kidal. Boaz Solossa dan Egy Maulana Vikri bukti putaran waktu 20 tahun itu.
Bakat Boaz Solossa mulai tampak pada ajang PON 2004 Palembang. Dalam usia 18 tahun, Boaz Solossa membawa Tim PON Papua jadi juara bersama dengan Tim PON Jateng untuk berkalungkan medali emas.
Pada tahun sama, Egy Maulana Vikri baru menjadi seorang balita berumur empat tahun. Dia lahir di Medan, Sumut, pada 7 Juli 2000. Jika Boaz Solossa lahir di Sorong, 16 Maret 1986, maka berselisih jarak 14 tahun dengan Egy Maulana Vikri.
Berita video pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink, optimis bisa bawa Dewa tembus ke top BRI Liga 1 2023/2024 usai bantai Persita Tangeran 4-1, Rabu (27/3/2024).
Boaz Pernah Jadi Wonderkid Indonesia

Usai ajang PON Palembang, Boci, panggilan karib Boaz Solossa, langsung dipanggil Ivan Kolev untuk tampil di Piala Asia 2004. Pemanggilan dia jadi perdebatan, karena menyisihkan Musikan. Nama terakhir adalah Pemain Terbaik Liga Indonesia 2003.
Debut internasional Boaz saat Timnas Indonesia mengalahkan Turkmenistan 3-1 pada kualifikasi Piala Dunia 2006. Pada usia masih belia, Boaz langsung ditandemkan dengan striker top saat itu, Ilham Jayakesuma. Boaz memberi dua assist kepada legenda Persita dalam laga itu.
Boaz langsung dilabeli wonderkid sepak bola Indonesia. Dia bermain cemerlang di Piala Tiger 2004. Di fase grup, Boaz berhasil mencetak empat gol atau selisih tiga gol dari seniornya, Ilham Jayakesuma sebagai top scorer dengan koleksi tujuh gol.
Egy Jadi Penerus Boaz

Pada 2012, ketika Egy Maulana Vikri masih belajar menendang bola di SSB Tasbi Medan, Boaz Solossa telah mengoleksi tujuh gelar di berbagai kejuaraan Nasional bersama Persipura.
Termasuk sekali kampiun Liga Indonesia dan dua kali juara ISL. Ini belum dihitung gelar individu yang diraih Boaz Solossa sebagai topskorer dan Pemain Terbaik tiga kali pada ISL 2008/2009, 2010/2011, dan 2013.
Ketika kini pamor Boaz Solossa mulai meredup, Egy Maulana Vikri jadi penerus bakat langka bergaya kidal di Indonesia. Golnya ke gawang Malut United pada pekan ke-30 dengan aksi meliuk-liukan badan seolah mengingatkan kita pada skill individu di masa kejayaan Boaz Solossa.
Sayang seribu sayang. Ketika Boaz Solossa mulai meninggalkan Timnas Indonesia tahun 2018, Egy Maulana Vikri baru menapak di level senior.
Sehingga kita tak pernah menyaksikan duet maut yang dianugerahi Allah SWT dengan gocekan maut kaki kiri Boaz Solossa dan Egy Maulana Vikri.
{{ comment.content }}