Jakarta - Sejumlah pemain asing dengan nilai pasar tertinggi di BRI Liga 1 2024/2025 mencatatkan performa yang beragam sepanjang musim. Namun, ada pula pemain termahal yang justru gagal mengukir penampilan.
Kuota pemain asing yang saban tahun semakin meningkat membuat BRI Liga 1 selalu memunculkan amunisi-amunisi baru. Meningkatnya kuota ini turut mengubah komposisi pemain impor termahal setiap musimnya.
Untuk BRI Liga 1 musim ini, setidaknya ada satu pemain saja yang bertahan di jajaran teratas dalam daftar amunisi termahal. Sementara itu, beberapa lainnya merupakan pemain baru yang berstatus debutan di Indonesia.
Ada juga pemain yang semestinya merajai daftar amunisi impor termahal di BRI Liga 1 2024/2025, tetapi malah gagal mengukir menit bermain karena terganjal administrasi. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Persib Bandung resmi juara dan konvoi dari Balai Kota ke Gedung Sate! Yang bikin heboh, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ikut kovoi rombongan Persib Bandung!
Dime Dimov

Bek tengah andalan Persebaya Surabaya, Dime Dimov, termasuk sebagai salah satu amunisi impor dengan nilai pasar termahal di BRI Liga 1 2024/2025. Dia adalah pemain baru yang direkrut Bajul Ijo pada pertengahan musim.
Jika merujuk data Transfermarkt, pemain berpaspor Makedonia Utara itu saat ini punya harga pasar mencapai Rp7,82 miliar. Nilai pasar yang fantastis ini memang selaras dengan performanya di atas lapangan.
Sebab, sejak gabung dengan Persebaya, Dimov selalu mencatatkan penampilan pada putaran kedua. Dia mengukir total 17 kali penampilan, di mana 15 laga di antaranya menjadi starter. Itu berarti dia tak pernah absen bersama Bajul Ijo.
Francisco Rivera
Rekan setim Dimov di Persebaya Surabaya, Francisco Rivera, juga tergolong sebagai pemain impor dengan nilai yang fantastis di BRI Liga 1 2024/2025.
Gelandang asal Meksiko itu turut merangsek di jajaran lima besar.Sama seperti Dimov, Rivera saat ini memiliki banderol sebesar Rp7,82 miliar.
Rivera memang mengalami tren kenaikan nilai pasar sejak berkarier bersama Madura United pada musim 2023/2024.
Dari segi performa, Rivera memang memiliki catatan yang mengesankan bersama tim asal Kota Pahlawan itu. Dari total 29 penampilan di BRI Liga 1 2024/2025, dia setidaknya mampu mengukir delapan gol dan tujuh assist.
Tamirlan Kozubaev

Bek asing andalan Persita Tangerang, Tamirlan Kozubaev, ternyata juga memperlihatkan tren kenaikan sejak berkarier di Indonesia. Awalnya, dia bermain untuk Persita Tangerang pada Liga 1 musim 2020/2021.
Lalu, dia kembali bergabung bersama Pendekar Cisadane pada pertengahan BRI Liga 1 2024/2025. Momen keduanya berkarier bersama Persita Itulah yang memperlihatkan kenaikan tren nilai pasar.
Sebab, saat ini bek berusia 30 tahun itu memiliki nilai pasar yang mencapai Rp8,69 miliar. Nilai fantastis semacam ini tak mengherankan jika mempertimbangkan statusnya sebagai bek andalan Timnas Kirgizstan.
Jaime Moreno
Meskipun harus menerima kenyataan pahit karena terdegradasi dari BRI Liga 1 2024/2025, Barito Putera ternyata memiliki satu pemain asing yang termasuk dalam kategori amunisi termahal di Indonesia.
Ya, siapa lagi kalau bukan Jaime Moreno. Penyerang Timnas Nikaragua itu saat ini tercatat sebagai amunisi impor paling mahal di BRI Liga 1 musim ini. Pasalnya, harga pasarnya bisa mencapai Rp8,69 miliar.
Sampai saat ini, Moreno masih menjadi andalan Timnas Nikaragua dengan koleksi 13 gol dari 44 penampilan. Sementara itu, untuk Laskar Antasari, dia baru bisa menyumbangkan lima gol plus satu assist dari 16 laga.
Sebastian Alvarez
Tak berlebihan jika menyebut Sebastian Alvarez sebagai salah satu pemain dengan nasib paling apes di BRI Liga 1 2024/2025. Sebab, pemain dengan nilai pasar tertinggi ini malah tidak bisa bermain bersama PSBS Biak.
Pada pertengahan musim ini, dia resmi bergabung dengan PSBS Biak. Akan tetapi, pemain Timnas Bolivia itu malah terlambat didaftarkan, sehingga tak pernah mengukir penampilan bersama Badai Pasifik.
Padahal, bek berusia 23 tahun itu saat ini berstatus sebagai pemain termahal di BRI Liga 1 dengan banderol Rp10,43 miliar. Sayang, Alvarez tak bisa mencicipi kompetisi meski sudah tiba di Indonesia.
{{ comment.content }}