Kediri - Kekuatan finansial menjadi syarat utama keberhasilan di era sepak bola industri. Persib Bandung sudah merintis dan bisa jadi contoh pengelolaan klub profesional sejati di Indonesia.
Dengan jaminan kesehatan keuangan membuat seluruh elemen tim, terutama pelatih dan pemain merasa nyaman beraksi di atas rumput hijau.
Jadi tak perlu heran bila Maung Bandung tinggal menunggu waktu penasbihan mencatat juara back to back BRI Liga 1 2024/2025.
Dengan finansial kuat, apa pun bisa dilakukan Persib Bandung. Memilih pelatih mumpuni hingga belanja pemain grade A di kasta tertinggi Indonesia.
Dikutip dari situs transfermarkt.co.id, nilai pasar 32 pemain Persib mencapai Rp89,43 miliar. Ini angka tertinggi ketimbang 17 kontestan BRI Liga 1 musim ini.
"Kondisi keuangan klub Liga 1 masih belum stabil. Ada yang sehat, ada pula yang sakit. Klub dengan finansial sehat jaminan meraih prestasi," ujar Gusnul Yakin.
"Contohnya Persib, Dewa United, Persebaya Surabaya, PSBS Biak, dan Malut United. Ini pengaruh kesulitan ekonomi dan pengelolaan keuangan yang tepat guna," lanjutnya.
Berita video Jan Olde Riekerink menyebut untuk bersaing ketat dengan Persib Bandung dalam perebutan gelar juara BRI Liga 1, akan sulit jika Maung Bandung terus meraih hasil positif di sisa laga.
Stabilitas Persib

Namun, karena klub memproteksi diri, publik tak tahu situasi sebenarnya yang terjadi di internal tim. Padahal tak sedikit yan bermasalah, hingga tak mampu membayar gaji pemainnya.
"Baru setelah kasus itu dibuka oleh pihak internal tim, kita tahu ternyata sepak bola Indonesia tidak baik-baik saja. Buktinya masih ada klub yang telat bayar gaji pemain atau terjerat masalah sengketa pemain usai dipublikasikan FIFA," ujarnya.
Pelatih Persib, Bojan Hodak, tak terlalu risau ketika beberapa pemain mengalami cedera. Selain kedalaman tim bagus, Persib pun bisa mendatangkan pemain baru untuk mengisi posisi pemain yang cedera.
"Ini membuat performa Persib secara keseluruhan stabil, meski sebenarnya pemain pilar mereka cedera. Siapa pun akan senang masuk Persib, karena ada jaminan kesejahteraan. Minimal gaji mereka lancar," jelas Gusnul Yakin.
Pengaruh Kehadiran Bojan Hodak

Faktor pelatih Bojan Hodak juga berpengaruh besar terhadap pencapaian prestasi Persib Bandung selama dua musim terakhir.
"Menurut saya tak banyak pelatih bagus di Liga 1. Mungkin hanya Bojan Hodak, Jan Olde Riekerink, Bernardo Tavares, dan Imran Nahumarury. Kualitas mereka bisa dilihat dari permainan tim sepanjang musim ini," tuturnya.
Pengamat sepak bola senior asal Malang itu juga menilai Bernardo Tavares memberi warna di skuat PSM.
"Namun, kondisi keuangan PSM yang tak stabil membuat prestasi juga naik turun. Yang menarik ditunggu kelanjutan sentuhan Jan Olde Riekerink dan Imran Nahumarury jika musim depan masih melatih Dewa United dan Malut United," jelasnya.
Tanpa Kehadiran Suporter Tamu, Klub Lain Sulit Bersaing saat Bertandang

Transformasi sepak bola Indonesia pasca-peristiwa di Kanjuruhan yang berimbas terhdap larangan kunjungan suporter tim tamu dan pembatasan jumlah penonton di stadion banyak memangkas pemasukan klub.
Dengan situasi seperti ini, hanya klub dengan kondisi keuangan yang bisa bersaing secara konsisten sepanjang musim.
"Persib bisa survive dengan kebijakan ini, karena keuangan mereka bagus," ujar Gusnul Yakin.
"Dewa United yang tak punya suporter fanatik juga tak terpengaruh soal pemasukan tiket penonton, karena kocek mereka tebal," paparnya.
{{ comment.content }}