Posisi saat ini: Rumah Pesan

Roller Coaster Karier Pieter Huistra: Musim Lalu Antar Borneo FC Juara Reguler Series BRI Liga 1, Kini Rasakan Pahitnya Degradasi

2025-05-27 15:30:02
21
Pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra seusai memimpin latihan tim di Stadion Maguwoharjo, Sleman. (Bola.com/Ana Dewi)

Sleman - Pieter Huistra bergabung dengan PSS Sleman per 19 Februari 2025. Kehadirannya diharapkan mampu menyelamatkan Super Elang Jawa dari jurang degradasi.

Siapa sangka, dalam setahun ini kariernya mengalami fase naik turun bak roller coaster. Sukses mengantarkan Borneo FC juara reguler series BRI Liga 1 2023/2024, tahun ini Pieter Huistra merasakan pahitnya degradasi.

Setelah enam musim tampil di Liga 1, PSS harus kembali terlempar ke divisi kedua. Tim Elang Jawa sulit bersaing dan hanya finis di posisi ke-16 klasemen akhir BRI Liga 1 2024/2025.

Total, PSS memetik 11 kemenangan, 4 hasil imbang, plus 19 kali kalah dari 34 pertandingan. Bersama PSIS Semarang dan Barito Putera, Laskar Sembada akan berkompetisi di Liga 2 musim depan.


Pengalaman Pertama

Pelatih anyar PSS Sleman, Pieter Huistra. (dok. PSS Sleman)

Pieter Huistra cukup sulit menerima kenyataan timnya turun level. Arsitek asal Belanda itu mengaku sangat sedih dan kecewa karena gagal menyelamatkan PSS Sleman dari jurang degradasi.

Momen pahit ini sekaligus menjadi pengalaman pertama bagi Pieter Huistra sepanjang karier kepelatihannya. Diakui dia belajar banyak dari situasi tak mengenakkan pada musim ini.

"Iya, ini pertama kalinya. Saya juga belajar banyak tentang psikologi, bagaimana mengatasi kekecewaan. Kami sedih tapi secepatnya elemen tim, suporter, semua orang harus membangun masa depan yang lebih baik," kata Pieter Huistra.


Masa Depan Indonesia

Pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra. (Bola.com/Ana Dewi)

Satu yang pasti, Pieter Huistra berharap PSS segera bangkit. Menurutnya Tim Elang Jawa merupakan satu di antara klub yang memiliki potensi besar, baik dari fasilitas serta manajemen yang sehat.

"Sleman salah satu klub yang lebih terorganisasi. Mereka melakukan pencapaian dan mencoba membangun organisasi yang profesional. Saya berharap PSS terus melakukan hal ini karena Indonesia membutuhkan klub yang terorganisasi," ujarnya.

"Indonesia membutuhkan klub yang memiliki stadion bagus dan jika saya bandingkan, maaf tapi jika Anda lihat di tempat kita bermain lawan Madura United, lapangannya buruk dan Anda membandingkannya dengan Sleman itu sangat berbeda."

"PSS Sleman adalah masa depan Indonesia. Mereka memiliki banyak hal yang bisa membantu sepak bola Indonesia," pungkas Pieter Huistra.


Jejak Kepelatihan

Pelatih kepala Borneo FC, Pieter Huistra saat menghadapi Persija Jakarta pada laga pekan ke-7 BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (9/8/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Arsitek tim berusia 58 tahun itu memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam dunia kepelatihan. Memulai karier pada 2000 dengan menjadi asisten pelatih Timnas Belanda U-17.

Dua tahun kemudian didapuk sebagai pelatih Groningen U-19. Pada 2005, Pieter Huistra menjabat asisten pelatih Vitesse. Lalu pelatih kepala Ajax Amsterdam U-21 (2009), FC Groningen (2010), hingga De Graafschap (2012).

Setelah itu, Pieter Huistra hijrah ke Indonesia dengan menjadi Direktur Teknik Timnas Indonesia (2014-2015). Sesudah itu dia kembali menangani klub Iwaki FC (2016), berlanjut menjadi konsultan di AS Trencin (2017).

Pada 2017 ditunjuk asisten pelatih Pakhtakor dan naik jabatan jadi head coach empat tahun berselang. Hanya semusim menakhodai klub tersebut, Pieter Huistra menerima tawaran melatih Borneo FC pada 2023 hingga Januari 2025.

Komentar

captcha
Kirim komentar
  • Gambar profil
    {{ currentUser.username }} {{ comment.created_at }} IP:{{ comment.ip_addr }}

    {{ comment.content }}

Belum ada komentar

Pembaruan terkini